Liputan6.com, Seoul - Satu lagi warga Korea Selatan yang meninggal karena virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Total, ada lima orang di Negeri Ginseng yang tewas akibat sindrom pernapasan akut itu.
Korban tersebut adalah pria berusia 75 tahun. Dia meninggal pada Sabtu 6 Juni 2015. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan mengungkapkan hasil pemeriksaan laboratorium dari pria tersebut, positif terjangkit virus MERS.
Sementara, hingga hari ini, 14 orang lainnya diduga terinfeksi. Saat ini, jumlah pasien MERS ada 64 orang.
10 Dari 14 pasien baru tersebut terinfeksi virus ketika berada di ruang gawat darurat Samsung Medical Center di selatan Kota Seoul pada akhir Mei lalu. Empat lainnya melakukan kontak dengan pasien MERS di rumah sakit lain.
"Semua kasus tambahan terinfeksi di rumah sakit," kata seorang pejabat pemerintah seperti dikutip dari Yonhapnews, Minggu (7/6/2015). "Kasus yang lebih banyak ditemukan di Samsung Medical Center, namun tingkat infeksi baru mungkin terhenti atau menurun setelah akhir pekan ini," lanjut dia.
Kekhawatiran tentang MERS mulai berkembang di Korea Selatan setelah pria 68 tahun dilaporkan tertular virus ini sekembalinya dari perjalanan ke Timur Tengah. Lebih dari 1.800 orang dengan gejala sindrom pernapasan akut itu diisolasi.
MERS adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus asal Timur Tengah. Pasien yang terjangkit penyakit ini memiliki tingkat kematian sangat tinggi. Di Korea Selatan, angka kematian akibat virus MERS mencapai 7,8%.
Mayoritas orang yang terinfeksi MERS mengeluh sakit pernapasan akut, demam, batuk dan sesak napas. Belum ada vaksin atau pengobatan untuk penyakit itu.
Wakil Perdana Menteri Choi Kyung-hwan memastikan sebanyak 24 rumah sakit di Korea Selatan terpapar MERS. Pemerintah Korea Selatan ingin memastikan keselamatan publik dengan bersikap transparan. Puluhan rumah sakit tersebut terdapat di Pyeongtaek dan Seoul. (Bob/Ans)