Liputan6.com, Seoul - Penularan virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) berkembang cepat di Korea Selatan. Hanya dalam hitungan hari, virus itu berhasil menjangkiti puluhan warga Korsel lainnya. Â
Pemerintah Korea Selatan mengatakan, saat ini ada 23 pasien tambahan yang terjangkit virus MERS. Dengan demikian, total kasus MERS di Negara Gingseng itu berjumlah 87 kasus.
Peningkatan jumlah kasus itu menjadikan Korsel sebagai negara penampung pasien MERS terbanyak di luar Timur Tengah.
Dikutip dari BBC, Senin (8/6/2015), Sejauh ini korban meninggal akibat MERS mencapai 5 orang. Korban terakhir adalah pria berusia 75 tahun. Dia meninggal pada Sabtu 6 Juni 2015 setelah dirawat di sebuah rumah sakit di Seoul bersama penderita MERS lainnya.
Sebanyak 17 kasus baru dilaporkan berasal dari rumah sakit tempat korban MERS pertama meninggal. Dia terjangkit virus itu selama perjalanan bisnis ke Arab Saudi, tempat penyakit MERS pertama ditemukan 3 tahun lalu.
Otoritas Korea Selatan mengatakan, semua kasus infeksi yang dipastikan telah terjadi di fasilitas medis. Guna mencegah penularan, Pemerintah Korsel mengkarantina sedikitnya 1.600 orang.
Tapi langkah pemerintah itu dikritik banyak kalangan. Walikota Seoul Park Won-soon, misalnya, dia menuduh pemerintah pusat tidak menyedikan informasi yang cukup kepada publik mengenai virus ini.
Namun, tuduhan itu disangkal Menteri Kesehatan Moon Hyung-pyo. Dia mengatakan, komentar seperti itu semakin meningkatkan risiko kekhawatiran publik.
MERS disebabkan oleh sejenis koronavirus dan dapat menyebabkan demam, gangguan pernapasan, pneumonia, dan gagal ginjal. Organisasi Kesehatan Dunia menyebutkan, MERS memiliki tingkat kematian sebesar 27%. (Sun/Mut)
Menyebar Cepat, Virus MERS Jangkiti 87 Orang di Korsel
Saat ini ada 23 pasien tambahan yang terjangkit virus MERS, sehingga total kasus MERS di Negara Gingseng berjumlah 87 kasus.
Advertisement