Sukses

Seramnya Serangga Raksasa Selandia Baru

Weta merupakan hewan yang khas Selandia Baru dan ada sekitar 70 spesies dengan berbagai ukuran dan senjata.

Liputan6.com, Selandia Baru Suatu jenis serangga di Selandia Baru memiliki ukuran yang sangat besar yang ditengarai merupakan serangga terberat (2,5 ons) yang ada di muka bumi. Bukan hanya itu, serangga weta jantan memiliki sepasang capit besar yang menyeramkan yang dipakai untuk berkelahi memperebutkan weta betina. Weta jantan bahkan bisa memiliki 8 pasangan weta betina!

Walaupun tampak menyeramkan, seperti dikutip dari wired.com, Selasa (8/6/2015) hewan ini sebenarnya jinak. Selanjutnya dijelaskan bahwa weta merupakan hewan yang khas Selandia Baru dan ada sekitar 70 spesies dengan berbagai ukuran dan senjata. Walaupun hadir secara beraneka ragam, semua weta adalah hasil dari evolusi aneh di Selandia Baru, yang cukup terisolasi dalam jangka waktu yang lama hingga akhirnya manusia datang dan mengganggu keseimbangan alamiah di sana.

Walaupun berkerabat dengan jangkrik, evolusi di Selandia Baru menghasilkan hewan yang tidak bisa terbang karena, selama evolusi, tidak ada mamalia pemangsa yang berkeliaran di permukaan tanah. Ahli biologi Priscilla Wehi dari Landcare Research menyebutkan pentingnya hal tersebut dalam proses evolusi weta. Karena tidak ada pemangsa di darat, weta menjalani evolusi yang melenyapkan kemampuannya untuk terbang karena kemampuan terbang sesungguhnya menyerap banyak energi.

Sebagai catatan, dalam video di bawah ini, peneliti itu membiarkan jari-jarinya digigit oleh weta tersebut, seakan-akan menjadi mainan kunyah bagi serangga tersebut.

Manusia tiba di Selandia Baru di abad ke 13 bersamaan dengan tikus Pasifik. Bangsa Eropa yang datang pada abad 19 bahkan menambah jumlah hewan mamalia lain yang berasal dari luar Selandia Baru, semisal kucing, berang-berang, dan berbagai jenis tikus lainnya. Semuanya, langsung ataupun tidak langsung, telah mengancam keberadaan weta.

Ada upaya untuk melestarikan weta di kawasan pelestarian di Pulau Utara, namun hal itu dikhawatirkan akan mengurangi sumber genetika makhluk unik tersebut dan memperburuk keturunan weta di masa depan.

 

Video Terkini