Liputan6.com, Kota Kinabalu - Eleanor Hawkins tak menyangka, keisengan yang ia lakukan bersama sejumlah turis lainnya berdampak serius. Tak hanya dianggap menodai Gunung Kinabalu dengan berfoto tanpa busana di lokasi keramat itu, mereka juga dituduh 'memicu' gempa 6 skala Richter yang menewaskan 18 pendaki.
Gadis 24 tahun asal Derby, Inggris itu ditangkap di Bandara Sabah pada Rabu 10 Juni 2015, saat ia mencoba terbang ke Kuala Lumpur.
Semalam dilaporkan pemimpin adat setempat meminta para turis membayar 'sogit' atau denda berupa 10 kerbau. Jika tidak mereka akan dipenjara.'
Pemuka adat Tindarama Aman Sirom Simbuna mengatakan, "para turis yang memicu kemarahan penjaga gunung harus menebus kesalahan mereka dengan membayar sogit, dalam bentuk 10 kerbau jantan atau betina."
Penduduk setempat meyakini, Gunung Kinabalu adalah tempat beristirahat bagi para arwah.
Eleanor mengaku menyesali perbuatannya, saat ia duduk sebagai tahanan polisi di Sabah, menghadapi tuduhan cabul -- yang bisa membuatnya dipenjara 3 bulan.
Ayahnya, Tim Hawkins yang punya bisnis teknik di Derby mengatakan, putrinya terdengar ketakutan saat menghubunginya. "Dia mengaku sangat menyesal dan ketakutan," kata dia, seperti dmuat Daily Mail, Kamis (11/6/2015).
Tim Hawkins menambahkan, ia meminta aparat negeri jiran bersikap adil.
Eleanor kini masih berada dalam tahanan bersama 3 turis Barat lainnya. Sebelumnya, mereka digiring ke pengadilan dalam kondisi terborgol, mengenakan seragam tahanan berwarna ungu.
Pengacara yang mendampinginya di Kota Kinabalu, Ronny Cham mengaku tak tahu kapan persidangan selanjutnya akan dilanjutnya.
Eleanor Hawkins adalah mahasiswa cerdas. Ia kini kuliah di program pascasarjana di bidang teknik aeronautika dan aerospace (rekayasa kedirgantaraan) di University of Southampton. Dua tahun lalu, ia pernah mengajar cara menunggang kuda di program Camp America di Amerika Serikat.
Eleanor adalah 1 dari 5 orang yang ditahan. Empat lainnya adalah Lindsey Petersen (22) dan kakaknya Danielle (23) -- keduanya asal Kanada; pemuda 23 tahun asal Belanda, Dylan Snel yang menyerahkan diri ke polisi.
Dan yang terakhir adalah Emil Kaminski, warga Kanada berusia 33 tahun yang dianggap sebagai pemandu kelompik tersebut.
Polisi mendapatkan perintah pengadilan untuk menahan kelima orang tersebut selama 4 hari.
Kelimanya diduga menjadi bagian dari 10 orang yang berpose telanjang di Gunung Kinabalu pada 30 Mei 2015. Para pria sama sekali tak berbusana, sementara para perempuan setidaknya melucuti pakaian bagian atas. Foto-foto mereka menyebar di media sosial.
Pada Jumat pagi, 5 Juni 2015, gempa 6 SR membuat longsor batu-batu di jalur pendakian Kinabalu yang memiliki tinggi 4,095 meter, menewaskan 18 pendaki: 9 warga Singapura, 6 Malaysia, 1 Filipina, 1 China, dan seorang WN Jepang.
Wakil Menteri Besar Negara Bagian Sabah, Tan Sri Joseph Pairin Kitingan meyakini ulah senonoh para turis memicu tragedi. Ia mengatakan, ritual akan dilakukan untuk menenangkan para 'penunggu' gunung -- yang dianggap keramat oleh warga Dusun Kadazan.
"Kami menahan 4 dari mereka Selasa lalu... dan tentu saja kami masih mencari lainnya dan pasti akan menangkap mereka," kata Jalaluddin Abdul Rahman, anggota Kepolisian Sabah. (Ein/Mut)
Advertisement