Liputan6.com, Cape Town - Komplikasi parah akibat prosedur sunat yang salah, membuat pria ini harus kehilangan alat kelaminnya. Organ vitalnya diamputasi demi menyelamatkan jiwanya.
Harapan muncul setelah dokter melakukan transplantasi 'Mr P' dari seorang donor. Dr Andre van der Merwe dari Stellenbosch University, Cape Town, Afrika Selatan memimpin operasi selama 9 jam yang dilakukan di Tygerberg Hospital.
Seperti dikutip dari CNN, Sabtu (13/6/2015), Maret lalu, para dokter mengumumkan, operasi tersebut berjalan sukses. Mengembalikan fungsi kemih dan reproduksi pasien. Tim medis berharap pemulihan total akan berlangsung baik dalam 2 tahun.
Namun, dalam beberapa bulan, kabar baik muncul. Pasien tersebut mengaku pacarnya sudah hamil 4 bulan. Bayi tersebut diperkirakan lahir November 2015.
"Ia berkata padaku, 'Aku akan menjadi seorang ayah'," kata Van der Merwe seperti dikutip dari IOL News. "Aku ikut merasa bahagia."
Identitas pria 21 tahun tak disebut demi alasan kode etik. Ia menjadi pasien transplantasi organ kelamin kedua.
Operasi transplantasi pertama di China tak sesuai harapan. Penerima menderita reaksi psikologis yang parah dan meminta organ kelamin penggantinya dihilangkan saja.
Van der Merwe mengaku, tak mudah melakukan transplantasi organ kelamin. Penolakan tubuh atas organ yang baru bisa selalu terjadi. Namun, tambah dia, pasiennya punya fisik dan mental yang kuat.
Pasien juga masih harus rutin mengonsumsi obat untuk menghindari penolakan.
Sang dokter pun yakin, pihaknya bisa melakukan transplantasi berikutnya dalam beberapa bulan. "Kami belajar banyak dari yang pertama. Saya pikir dengan operasi kedua, kami juga akan belajar banyak." (Ein/Tnt)
Pasien Transplantasi Alat Kelamin Klaim Berhasil Jadi Ayah
Komplikasi parah akibat prosedur sunat yang salah, membuat seorang pria kehilangan organ kelamin. Namun, harapan muncul dari transplantasi.
Advertisement