Liputan6.com, Canberra - Bola panas dilemparkan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop kepada Indonesia. Dia menyatakan, tuduhan adanya kapten dan kru kapal yang dibayar untuk membawa 65 imigran gelap keluar Australia menuju Indonesia, bisa terjadi karena kesalahan Pemerintah Indonesia.
Bishop menilai anggapannya sangat berdasar. Sebab, kejadian tersebut terjadi karena Indonesia tidak menjaga perbatasannya dengan baik.
"Cara yang terbaik bagi Indonesia untuk menyelesaikan kekhawatirannya terkait operasi perbatasan kami adalah dengan menegakkan hukum kedaulatan perbatasan laut mereka," sebut Bishop, seperti dikutip dari news.com.au, Senin (15/6/2015).
Bishop menyebut, operasi perbatasan untuk menghalau datangnya imigran asing ke negaranya sangat lah penting. Sebab, ia menilai banyak kapal asing termasuk dari Indonesia menuju ke negaranya untuk membawa imigran asing.
Beberapa hari lalu, sebuah kapal dari perairan Australia ditahan Otoritas Indonesia di dekat Pulau Rote. Setelah digeledah, di kapal tersebut terdapat 65 imigran asing yang ditolak masuk Australia.
Dugaan awal, pejabat imigrasi Australia membayar uang sejumlah US$ 5 ribu untuk membawa para imigran ini. Menanggapi tudingan ini, pemerintah Indonesia menyatakan akan mengambil tindakan setelah investigasi kasus itu usai.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun mengaku sudah menanyakan langsung kepada Dubes Australia untuk RI, Paul Grigson terkait apa yang sebenarnya terjadi serta soal apakah benar ada pejabat imigrasi Australia yang memberi uang kepada kapten dan kru kapal.
"Saya menanyakan dia soal ini, beri tahu saya apa ini, dan dia berjanji membawa pertanyaan saya ke Canberra dan berjanji akan membawa pada saya (jawabannya)," sebut Menlu Retno.
"(Respons pemerintah) tergantung (jawaban Australia), mereka belum membawa pertanyaan saya kembali," tutur dia.
Meski demikian, kata Retno, kalau hal tersebut benar maka langkah Australia patut disayangkan. Sebab, masalah ini sangat terkait persoalan kemanusian internasional.
"Bila terkonfirmasi ya pastinya (sangat menghawatirkan)," pungkas Retno.
Sebelumnya, Perdana Menteri Tony Abbott tidak membantah laporan yang menyebutkan bahwa sebuah kapal Angkatan Laut Australia membayar awak perahu pengangkut migran yang menuju Australia untuk kembali ke Indonesia.
Dalam wawancara dengan stasiun radio 3AW, Abbott tidak menepis ketika ditanya soal pembayaran kepada awak perahu untuk memutar balik ke Indonesia. Dia justru mengatakan personel imigrasi telah mengembangkan strategi 'kreatif' untuk menghentikan kedatangan perahu-perahu pengangkut migran.
"Kami telah menghentikan perdagangan (manusia) dan kami akan melakukan apa yang bisa dilakukan untuk memastikan itu tetap berhenti," kata Abbott seperti dikutip dari BBC. (Ger/Mut)
Menlu Australia 'Serang' Indonesia Terkait Imigran Gelap
terkait tuduhan adanya kapten dan kru kapal yang dibayar untuk membawa 65 imigran gelap keluar dari Australia, Bishop menyalahkan Indonesia.
Advertisement