Liputan6.com, New Delhi - Perdana Menteri India, Narendra Modi sedang berupaya menjadikan yoga sebagai budaya nasional India. Namun, keinginan tersebut mendapat tentangan.
Ketidaksetujuan terbesar berasal dari kelompok agama minoritas. Mereka menyebut, jika keinginan Modi terwujud maka kaum minoritas dalam masyarakat India akan semakin termarjinalisasi.
Baca Juga
Salah satu partai oposisi terbesar di India, Partai Kongres menyatakan ide dari Modi cuma akal-akalan dia dan dipenuhi motif politik demi kepentingan golongannya.
Advertisement
"Ini sama saja seperti kampanye untuk menerapkan ritual mereka kepada kami warga minoritas," sebut Asisten Sekretaris Jenderal Organisasi Hukum Muslim India, Abdul Rahim Qureshi, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (16/6/2015).
Meski ada penolakan, tidak semua warga minoritas India menolak Yoga. Seorang staf tata usaha sekolah Muslim di India Rafiq Ali menyebut mereka tetap mengajarkan Yoga pada 350 muridnya.
Namun, pengajaran itu tidak disertai ritual-ritual agama. Melainkan murni pengajaran gerakan yoga saja -- demi menghormati pemeluk agama lain.
"Kami mengajarkan yoga tanpa ada nyanyian atau doa," kata Ali.
Partai pendukung Modi, Bharatiya Janata Party (BJP) dan kelompok pendukung Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) mendukung langkah orang nomor satu di Pemerintahan India ini. Mereka mengatakan dijadikannya yoga sebagai budaya nasional menggambarkan kejayaan India di masa lampau.
"Yoga adalah bagian sejarah kuno India, dengan yoga maka kami turut menegaskan kejayaan masa lalu kami," sebut Juru Bicara RSS anmohan Vaidya. (Ger/Ein)