Liputan6.com, California Selatan - Pemuda 21 tahun bernama Dylann Roof memberondong sebuah gereja bersejarah di Charleston, South Carolina atau Carolina Selatan, Amerika Serikat dengan membabi buta, Kamis 18 Juni 2015. 9 orang tewas dalam peristiwa tersebut.
Minggu 21 Juni 2015, para jemaat di gereja Afro-Amerika itu menggelar misa perdana pascapenembakan. Pada kesempatan itu, mereka mendoakan 9 korban, termasuk sang pendeta Clementa Pinckney.
Kain hitam pun diletakkan di kursi Pendeta Clementa Pinckney.
Ratusan orang memenuhi Gereja Emanuel AME saat misa Minggu pagi yang dilakukan di bawah pengamanan ketat kepolisian.
Lonceng puluhan gereja terdengar secara bersamaan di Negara Bagian South Carolina sebagai tanda solidaritas pada saat itu. "Mereka ada di rumah Tuhan, mengkaji kata-katanya, berdoa bersama," kata pendeta tamu, John Gillison, seperti yang Liputan6.com kutip dari BBC.
"Tetapi setan juga masuk. Dan setan berusaha berkuasa. Tetapi, setan tidak bisa menguasai kami. Dan setan tidak bisa menguasai gereja," lanjut dia.
Sementara itu, polisi menyelidiki sebuah informasi di internet. Informasi itu kemungkinan diunggah oleh Dylann Roof yang diduga melakukan penembakan. Pesan ini kemungkinan dapat mengungkap alasan penyerangan.
Sebelumnya, ada dugaan Dylann Roof menembaki jemaat di gereja itu karena patah hati. Dia merasa kesal dan ingin membalas dendam karena sang pujaan hati memilih menjalin kasih dengan pria Afro-Amerika. (Bob/Ans)
Misa Perdana Usai Penembakan di Gereja AS, Jemaat Doakan 9 Korban
Kain hitam pun diletakkan di kursi Pendeta Clementa Pinckney yang juga menjadi korban dalam penembakan itu.
Advertisement