Liputan6.com, Shanxi - Seorang pria asal Shanxi, China, rela menjalani profesi sebagai model telanjang selama 14 tahun demi ibunya. Pria bernama Li ini membutuhkan uang untuk mengobati sang ibu yang didiagnosis menderita kanker payudara, sementara ayah Li sudah meninggal dunia. Sehari-sehari, Li harus berdiri telanjang selama beberapa jam di depan sejumlah mahasiswa jurusan seni di Universitas Shanxi.
Li sebetulnya terlahir tak sempurna karena prematur dan menderita pendarahan di perutnya. Beruntung, para dokter berhasil menyembuhkan kelainan itu dengan berbagai jenis pengobatan. Namun sayangnya, meski pendarahan perutnya berhasil disembuhkan, efek dari pengobatan itu telah membuatnya mengalami gangguan mental.
Dilansir dari Shanghaiist, Senin (22/6/2015), meski dengan keterbatasannya, Li sempat bekerja di pabrik sampai tempat itu tak lagi beroperasi di tahun 1997. Sulit mendapatkan pekerjaan lain akibat kondisi mentalnya, Li mulai memutuskan untuk menjadi model.
Li sebetulnya terlahir tak sempurna karena prematur dan menderita pendarahan di perutnya. Beruntung, para dokter berhasil menyembuhkan kelainan itu dengan berbagai jenis pengobatan. Namun sayangnya, meski pendarahan perutnya berhasil disembuhkan, efek dari pengobatan itu telah membuatnya mengalami gangguan mental.
Dilansir dari Shanghaiist, Senin (22/6/2015), meski dengan keterbatasannya, Li sempat bekerja di pabrik sampai tempat itu tak lagi beroperasi di tahun 1997. Sulit mendapatkan pekerjaan lain akibat kondisi mentalnya, Li mulai memutuskan untuk menjadi model.
Model telanjang bukanlah profesi yang terhormat di China. Sekolah-sekolah seni pun jadi kerap kesulitan mendapatkan model untuk sesi perkuliahan. Dengan begitu, sekolah-sekolah ini biasanya akan membayar siapapun yang bersedia menjadi model telanjang.
Demi berbakti kepada orangtuanya, Li pun bersedia melakukan pekerjaan tersebut. Dengan menjadi model telanjang, dia memperoleh upah 40-50 yuan per jam. Artinya, Li mendapat rata-rata 200 yuan (atau sekitar Rp 430.000) dalam empat jam.
"Banyak orang belum memahami profesi model telanjang untuk sekolah seni. Mereka yang memahami akan melihat bahwa para model melakukannya sebagai dedikasi terhadap dunia seni," ujar Yan Xin, Kepala Departemen Seni Rupa. Yan Xin menambahkan bahwa meski kondisi tubuh Li tidak sempurna, dia dinilai sangat jujur, bekerja keras, dan sangat menghargai seni.
Selain menjadi model, Li juga bekerja merawat ruang-ruang kelas di Universitas Shanxi, dimana dia bisa memperoleh penghasilan 500 yuan sebulan (sekitar Rp. 1.080.000). Penghasilan yang diperoleh dari dua pekerjaan itu digunakannya untuk membantu ibunya yang sakit serta membiayai putrinya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. (dsu/gst)
Demi berbakti kepada orangtuanya, Li pun bersedia melakukan pekerjaan tersebut. Dengan menjadi model telanjang, dia memperoleh upah 40-50 yuan per jam. Artinya, Li mendapat rata-rata 200 yuan (atau sekitar Rp 430.000) dalam empat jam.
"Banyak orang belum memahami profesi model telanjang untuk sekolah seni. Mereka yang memahami akan melihat bahwa para model melakukannya sebagai dedikasi terhadap dunia seni," ujar Yan Xin, Kepala Departemen Seni Rupa. Yan Xin menambahkan bahwa meski kondisi tubuh Li tidak sempurna, dia dinilai sangat jujur, bekerja keras, dan sangat menghargai seni.
Selain menjadi model, Li juga bekerja merawat ruang-ruang kelas di Universitas Shanxi, dimana dia bisa memperoleh penghasilan 500 yuan sebulan (sekitar Rp. 1.080.000). Penghasilan yang diperoleh dari dua pekerjaan itu digunakannya untuk membantu ibunya yang sakit serta membiayai putrinya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. (dsu/gst)