Sukses

Prancis Panggil Dubes AS Terkait Dugaan Mematai-matai

Para pejabat Prancis mengatakan Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius sudah memanggil Jane Hartley untuk membahas masalah tersebut.

Liputan6.com, Paris - Prancis sudah memanggil Duta Besar Amerika Serikat di Paris terkait dengan dugaan AS memata-matai Presiden Prancis, Francois Hollande dan 2 presiden pendahulunya.

Seperti dilansir BBC, Rabu (24/6/2015), para pejabat Prancis mengatakan Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius sudah memanggil Jane Hartley untuk membahas masalah tersebut.

Situs pembocor rahasia, Wikileaks sebelumnya melaporkan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) memata-matai Presiden Prancis sepanjang periode 2006 hingga 2012.

Presiden Hollande sudah meminta untuk menggelar rapat darurat dan mengatakan Prancis tidak akan mentolerir tindakan-tindakan yang mengancam keamanannya.

Sementara Amerika Serikat mengatakan tidak akan memberi komentar atas tuduhan intelijensi tertentu.

"Kami tidak menjadikan komunikasi Hollande sebagai sasaran dan tidak akan menjadikannya sebagai sasaran," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) Amerika Serikat, Ned Price.

Seorang pejabat tinggi intelijen Prancis juga direncanakan akan terbang ke Washington untuk membicarakan dugaan mata-mata ini. Dokumen-dokumen NSA yang dibocorkan Wikileaks itu kini sudah diterbitkan oleh koran Prancis, Liberation, dan situs penyelidikan Mediapart.

NSA sebelumnya juga dituduh memata-matai Kanselir Jerman Angela Merkel dan pemimpin Brasil maupun Meksiko. (Ado/Ali)