Sukses

Perdana Menteri India Luncurkan Tagar #SelfieWithDaughter

Perdana Menteri India mengajak posting foto orangtua dan anak perempuannya sebagai bentuk kampanye kesetaraan gender.

Liputan6.com, New Delhi Di tengah ketidakadilan masyarakat India yang memandang rendah perempuan, Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyerukan agar para ayah untuk selfie dengan anak perempuannya lalu di-posting di media sosial dengan tagar #SelfieWithDaughter, seperti dilansir oleh ChannelNewsAsia.

Dalam siaran radio yang disiarkan secara nasional, gerakan memuat foto dengan tagar ini bertujuan untuk membangun pemahaman bahwa anak perempuan sama posisinya dengan anak laki-laki.  Tidak hanya meminta untuk selfie, ia akan me-retweet foto-foto terbaik dalam kampanye Save Your Daughter, Teach Your Daughter.

Hanya dalam hitungan menit tagar ini mendunia dan para pria dan wanita mengunggah foto-foto mereka baik dari India maupun dari berbagai belahan dunia. "Kami senang dengan kampanye Modi tentang 'Lindungi anak perempuanmu, ajari anak perempuanmu', semangatnya akan menjalar ke seluruh desa-desa. Semua orang senang!" kata salah satu penelepon dari Desa Jammu.

Adalah Bibipur, sebuah desa di bagian utara India negara bagian Haryana, di mana ide ini berasal. Haryana terkenal dengan reputasinya sebagai daerah yang "hobi" mengaborsi kehamilan apabila diketahui bayi mereka perempuan. Ada sekitar 37.000 perempuan per tahun  mengaborsi kelahirannya tatkala tahu bahwa bayi mereka perempuan.

Sudesh, salah satu penduduk desa tersebut sangat senang karena pemimpin mereka begitu perhatian kepada desa kecil ini. "Kami dengar Perdana Menteri berbicara di radio dan televisi dan dengar bahwa beliau ingin datang dan berkunjung. Senang sekali kami mendapat perhatian seperti itu."

Modi juga meminta warganya untuk merayakan festival ikatan saudara antara anak laki dan perempuan atau yang dikenal dengan Raksha Bandhan dengan cara yang berbeda. Modi meminta acara yang diadakan di tiap bulan Agustus ini untuk melibatkan perempuan--tidak hanya saudara perempuan-- tapi seluruh perempuan baik perempuan yang kerja di rumah maupun di ladang.

Namun, suksesnya kampanye ini mengundang kritikan dari pihak oposisi yang menyebutkan bahwa kampanye ini untuk menutupi kasus korupsi di pemerintahan Modi.

"Kritikan ini kami ingin sampaikan kepada Perdana Menteri bahwa kami tidak tertarik dengan kampanye "percakapan dari dalam hati"-nya. Dia harus dengar rakyatnya dan tidak lagi bungkam atas korupsi yang dilakukannya," kata Dilip Pandey, pemimpim Partai Aam Aadmi. (Rie/Ein)