Liputan6.com, Norfolk Penggemar barang mewah mengeluarkan begitu banyak uang untuk memuaskan selera mereka. Namun demikian, selain uang yang dikeluarkan, ternyata ada harga lain yang harus dibayar. Sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) pembela hak-hak hewan, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), merilis sebuah video hasil penyidikan mereka tentang kekejaman terhadap buaya.
Dalam tayangan itu, PETA menjelaskan kekejaman terhadap buaya di Zimbabwe dan Amerika Serikat demi memenuhi pasokan kulit buaya bagi pembuat tas-tas mewah dari Prancis. Hewan-hewan itu ditangkar dalam kondisi yang tidak memadai dan dibunuh pada usia muda, 36 bulan, hanya untuk diambil kulit perutnya. Kulit perut buaya muda itu menjadi bahan dasar pembuatan barang mewah seperti tas Birkin, tas Kelly, ikat pinggang, dan tali jam tangan keluaran Hermès.
Penyidik PETA merekam cara bagaimana buaya-buaya belia itu dibunuh dengan keji. Pembantaian hewan yang hidup sebagai predator sungai ini sangat mengerikan. Leher buaya muda dipatahkan dan syaraf tulang belakangnya dicabut. Kemudian, sebatang besi dimasukkan ke dalam tengkorak buaya dan dipakai untuk mengaduk-aduk otak buaya. Di sebuah peternakan buaya di Texas, hewan-hewan itu ditangkar dalam tempat-tempat yang sangat sempit dengan air yang busuk. Di sana, buaya berusia 1 tahun ditembak kepalanya berkali-kali dengan pistol penohok hingga tidak sadar. Kebanyakan buaya itu masih bergerak-gerak ketika mulai dikuliti.
Advertisement
Sementara itu, peternakan buaya di Zimbabwe lebih mirip dengan penjara buaya. Fasilitas itu menampung puluhan ribu buaya sungai Nil yang dipelihara mulai dari menetas hingga dibantai pada usia muda. Padahal, di alam bebas, buaya sungai Nil bisa mencapai usia 80 tahun!
Menurut pengelola peternakan di Zimbabwe, diperlukan kulit perut yang berasal dari 2 atau 3 ekor anak buaya untuk kemudian diolah menjadi tas jenis “Birkin” dan “Kelly” buatan Hermès seharga lebih dari 500 juta rupiah. Belum lagi gelang jam tangan yang umurnya lebih pendek. Karena lebih cepat rusak, kulit jam tangan harus diganti berkali-kali selama masa pemakaian, sehingga melanggengkan pembantaian hewan ini.