Liputan6.com, London - Serial ledakan bom menerjang transportasi umum di London pada hari ini 10 tahun yang lalu. 56 orang tewas, termasuk 4 pelaku bom bunuh diri, dan lebih 700 orang terluka. Insiden yang terkenal dengan sebutan 7/7, adalah insiden terparah sejak insiden terakhir di tahun 1988 yang terkenal dengan pengeboman Lockerbie sebagai bom bunuh diri pertama di Inggris.
Tiga ledakan pertama terjadi pada pukul 8.50 di tiga rute kereta bawah tanah yang menyebabkan 42 orang tewas seketika termasuk para bomber. Ledakan berikutnya, tiga puluh menit berikutnya terjadi di bus double decker yang menewaskan 14 penumpangnya. Menteri Luar Negeri, Jack Straw mengatakan bahwa serangan tersebut didalangi oleh Al Qaeda, seperti disarikan dari TheHistory.
Tony Blair--perdana menteri saat itu-- langsung terbang ke London dari pertemuan G8 di Gleneagles dan mengutuk serangan tersebut. "Teroris menggunakan tameng orang-orang tak bersalah untuk membuat kami takut."
Tiga dari empat pelaku bom bunuh diri merupakan warga negara Inggris keturunan Pakistan, sementara seorang berasal dari Jamaika. Dua dari mereka bahkan membuat video rekaman sebelum melakukan bom bunuh diri.
Pemerintah Inggris mengibarkan bendera setengah tiang sehari setelah insiden terjadi. Pengibaran bendera itu juga dilakukan di negara-negara commonwealth seperti Australia dan New Zealand, sebagai solidaritas antar negara.
Hari ini, para survivor dan keluarga menghadiri peringatan 10 tahun tragedi bersama Perdana Menteri Inggris David Cameron dan wali kota London Boris Johnson. Beberapa melakukan napak tilas ke lokasi kejadian, sebagian memilih untuk melupakan tragedi itu, seperti dikutip TheGuardian. (Rie/Ali)
7-7-2015: 10 Tahun Bom London
Hari ini, 10 tahun lalu, bom bunuh diri terjadi di kereta bawah tanah dan bis double decker di London. 56 tewas dan 700 terluka.
Advertisement