Liputan6.com, Cebu - Daniel Cabrera tak punya ruangan untuk belajar. Bocah 9 tahun asal Filipina itu tinggal berdesakan dalam sebuah warung sempit, yang tak dialiri listrik, bersama ibu dan 2 saudaranya. Rumah mereka yang sederhana ludes dilalap api 5 tahun lalu.
Warung itu bukan milik mereka, tapi kepunyaan majikan sang ibu, Christina Espinosa -- yang selain menjadi pelayan di sana, juga mengais rezeki sebagai pembantu rumah tangga.
Baca Juga
Namun, keterbatasan itu tak memupuskan semangat belajarnya. Suatu malam, Daniel mengerjakan pekerjaan rumah (PR) di luar restoran cepat saji McDonald's yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
Advertisement
Daniel dengan tekun mengerjakan PR-nya, duduk di atas trotoar, menjadikan bangku kayu sebagai meja, dan mengandalkan sinar lampu temaram yang menembus jendela kaca restoran. Â
Semangatnya untuk belajar menarik perhatian Joyce Torrefranca, yang kebetulan melintas di jalan. Mahasiswi 20 tahun itu lantas memotretnya dan mengunggah foto itu di media sosial.
"Aku terinspirasi seorang anak," tulis mahasiswi teknologi medis itu di laman Facebook-nya, seperti Liputan6.com kutip dari Telegraph, Sabtu (11/7/2015). "Sungguh mengagumkan. Sementara anak-anak lain mengemis di jalanan, dia justru sedang belajar."
Foto itu lantas menyebar di dunia maya, di-share 7.000 kali, dan kisahnya diangkat oleh sebuah stasiun televisi lokal. Foto Daniel juga mendunia. Diposting ulang berkali-kali dalam banyak bahasa, termasuk Spanyol, Jerman, dan Portugis. Semua tersentuh oleh keteguhan hati bocah itu.
Bantuan pun mengalir untuk Daniel. Politisi lokal, Samuel Pagdilao dari partai Anti-Crime and Terrorism through Community Involvement & Support (ACT-CIS) memberikan beasiswa.
Kepolisian setempat juga mengumpulkan bantuan dan menyediakan sembako bagi keluarga bocah teladan itu. Bantuan dan perhatian yang besar dari banyak orang membuat sang ibu, Christina Espinosa terharu bukan main.
"Tak terkira rasa bahagia yang kami rasakan. Sampai-sampai aku tak tahu apa yang harus dilakukan dengan semua berkah ini," kata dia. "Kini, Daniel tak harus menderita demi menyelesaikan studinya."
Perempuan 42 tahun itu mengaku, dengan pekerjaannya yang tak mapan, ia tak sanggup membayai sekolah Daniel. Makan saja susah.
Setiap hari, pendapatan Christina hanya 80 peso atau setara Rp 24 ribu. Ia berusaha menambah penghasilan dengan menjual rokok dan permen di jalanan Mandaue, kawasan perkotaan di Pulau Cebu.
Perempuan itu menjadi tulang punggung keluarganya. Ayah Daniel meninggal pada 2013 akibat diare parah. Sementara, 3 anaknya yang lebih besar, semua sudah menikah dan tinggal terpisah.
Christina mengatakan, Daniel adalah anak yang ulet dan fokus mengejar impiannya untuk mendapatkan pendidikan. "Dia sangat rajin belajar dan bertekad kuat...ia tetap pergi ke sekolah meski tanpa uang saku, sebab aku tak punya uang untuk diberikan," kata sang ibu.
"Ia selalu mengatakan, 'Mama, aku tak mau lagi menjadi miskin. Aku ingin meraih cita-citaku'." Kelak, saat besar nanti, Daniel ingin menjadi polisi.
Christina menambahkan, selain uang, peralatan sekolah, dan beasiswa hingga sarjana, orang-orang juga memberikan seragam sekolah dan lampu baca bagi putranya. Bantuan untuk Daniel juga mengalir ke gereja setempat dan lembaga sosial. Â
"Masalah yang kami hadapi adalah bagaimana mengelola semua ini," kata pimpinan lembaga, Violeta Cavada. "Ia menjadi simbol anak miskin di sekolah yang tak bisa belajar karena tak punya akses ke listrik."
Sementara, pengguna Facebook, Christoffel Sneijders mengaku senang mendengar perubahan nasib Daniel. "Kisah hebat itu terkuak berkat sebuah foto, dan hidupnya (Daniel) akan berubah. Sayangnya, keberuntungan itu terjadi 1 di antara ribuan. Mungkin ada jutaan anak lain yang mengalami hal serupa," tulis dia. (Ein/Mvi)