Sukses

Kerusuhan di Mal Ternama Malaysia, 19 Ditangkap

Sejumlah pihak khawatir kerusuhan dilandasi sentimen ras yang merupakan masalah peka di Malaysia,.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kepolisian Malaysia menangkap 19 orang terkait kerusuhan di Mal Low Yat Plaza di Kuala Lumpur. Bentrok dilaporkan dipicu oleh pencurian telepon genggam yang kemudian diduga dibumbui dengan sentimen ras.

"Mereka ditahan untuk memfasilitasi penyelidikan atas kerusuhan yang menyebabkan salah satu mal populer di Kuala Lumpur itu sempat ditutup. Beberapa orang dilaporkan mengalami luka-luka," kata pihak kepolisian seperti dikutip dari BBC, Selasa (14/7/2015).

Sejumlah pihak khawatir kerusuhan dilandasi sentimen ras yang merupakan masalah peka di Malaysia, tetapi Perdana Menteri Najib Razak buru-buru meminta warga untuk tidak memandang insiden itu dari sudut pandang tersebut.

"Saya ingin menekankan bahwa dalam kasus-kasus seperti ini, biasanya akan dilihat dari perspektif ras. Pada akhirnya, tindakan kriminal diberi pertimbangan rasial. Ini tidak boleh terjadi di negara kita," tegas PM Najib sebagaimana dilaporkan kantor berita Bernama.

Kerusuhan di Low Yat Plaza bermula Sabtu 11 Juli, ketika seorang pemuda dilaporkan mencuri sebuah telepon genggam. Ia kemudian dikejar, dibekuk, dan disiksa oleh para pedagang di sana sebelum diserahkan ke polisi, seperti dilaporkan media di Malaysia.

Namun teman-teman pemuda tersebut menyerbu mal dan menyerang toko yang karyawan-karyawannya membantu menangkap sang pemuda.

Pada Minggu 12 Juli malam, sekitar 200 orang berkumpul di pusat perbelanjaan itu sehingga polisi memerintahkan mal ditutup lebih awal.

Polisi bahkan sudah melarang siapa pun, termasuk wartawan, masuk ke kawasan di sekitar mal. Tetapi orang-orang kembali berkumpul di sana Senin 13 Juli dini hari, dan terjadi lagi perkelahian antara dua kelompok.

Insiden di mal tersebut terjadi di tengah penyelidikan kerugian yang dialami perusahaan investasi negara, 1MDB, dan penyelidikan tentang dugaan dana sekitar US$ 700 juta mengalir ke rekening pribadi PM Najib Razak dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan 1MDB.

Namun, sejauh ini Najib menegaskan ia tidak menggunakan uang publik untuk kepentingan pribadi. (Tnt/Ans)