Liputan6.com, Maryland - Misi New Horizons baru saja memberi gambar terbaru permukaan Pluto setelah pesawat ruang angkasa ini berhasil memasuki orbitnya.
Ternyata Pluto memiliki jajaran pegunungan es yang tingginya kurang lebih sama dengan Pegunungan Rocky di Amerika Utara. Mereka juga menemukan tanda-tanda geologi di Pluto dan bulan Charon.
New Horizons telah terbang selama 9 tahun dan 6 bulan dengan jarak 5 miliar kilometer. Misinya mengambil citra Pluto dan kelima bulannya. Pesawat luar angkasa tanpa awak ini mengirim keseluruhan data dan citra pada Rabu 15 Juli 2015.
Kepala misi, John Spencer, kepada wartawan mengatakan bahwa foto close-up terbaru menemukan permukaan dataran yang terbuat karena beberapa aktivitas geologi--seperti kegiatan gunung berapi--selama 100 juta tahun.
"Kami tidak menemukan bekas tumbukan dalam gambar terbaru ini. Jadi, bisa diartikan, ini adalah permukaan yang relatif baru, katanya seperti dikutip dari BBC.
Kegiatan geologi ini membutuhkan sumber panas. Sebelumnya, aktivitas ini ditemukan di bulan-bulan es, yang dapat diartikan "pemanasan akibat pasang-surut (tidal heating)"Â terjadi karena interaksi grativitasi dengan planet terbesarnya.
"Kita tidak memerlukan tidal heating untuk menggerakkan sebuah aktifitas geologi di dunia es. Inilah penemuan yang sangat penting yang kita temukan pagi hari ini,"kata Dr. Spencer.
Alan Stern, Kepala Peneliti misi ini berkomentar, "Sekarang, di mata kita, ada planet paling kecil dan terisolasi yang mempunyai aktifitas setelah 4,5 miliar tahun."
Penemuan ini dianalogikan oleh Prof Stern sebagai "membawa para ahli geofisika untuk kembali ke sekolah"
Gambar yang sama menunjukkan gunung-gunung yang berada di ujung area yang berbentuk hati setinggi 3.300 meter dan menurut para anggota tim mirip dengan Pegungan Rocky di Amerika Utara.
John Spencer mengatakan permukaan Pluto yang diselimuti gas metan, karbon monoksida, dan nitrogen relatif tipis, sehingga tidak memungkinkan untuk membentuk sebuah pegunungan. Jadi, gunung-gunung tersebut kemungkinan terbuat dari air yang membeku menjadi es. "Suhu dingin di Pluto cukup kuat untuk menopang sebuah gunung," katanya.
Nitrogen tipis yang membeku dan zat kimia lain yang berada di puncak gunung es sangat penuh intrik karena nitrogen atmsofer yang dimiliki Pluto sangat lemah, karena itu ia sering "menghilang," kata Spencer.
Spencer berpasangan dengan koleganya, Kelsi Singer, membuat sebuah prediksi skenario.
"Saya dan Kelsi memperkirakan kalau kita melihat topografi daerah yang curam pada gunung es, berarti ada aktivitas internal yang menarik nitrogen karena aktifitas cyro-volcanism (vulkanisme dingin) atau geisers (mata air panas yang menyembur)Â atau apapun itu yang aktif di planet itu," kata Spencer.
Ia melanjutkan, "Kami belum menemukan geiser, belum menemukan cyro-volcanism, tapi ini menunjukkan bukti kuat bahwa itu terjadi,"
Para ilmuwan memberi nama area yang berbentuk hati Tombaugh Regio untuk mengenang astronom penemu planet ini. Gambar terbaru dari Charon telah menunjukkan sebuah jurang sedalam 6 hingga 9 kilo meter.
"Awalnya saya berpikir kalau Charon memiliki dataran kuno yang tertutup. Tapi gambar ini membuat saya terkejut," kata Dr. Cathy Olkin.
"Dari Utara ke Timur dan Selatan ke Barat adalah jajaran cekungan yang panjang dan tebing yang melintasi gunung itu."
Daerah gelap di kutub bumi bisa jadi sebuah lapisan tipis, katanya. Para ahli memberi julukan Moddor--seperti daerah gelap di Middle Earth dalam buku Lord Of The Ring ciptaan Tolkien.
New Horizons juga memberi gambar Hydra, bulan terkecil dari Pluto. Para ilmuwan memprediksi permukaannya terbuat dari es yang lembut. "Hydra bukan Planet," katanya sambil bercanda merujuk cerita komik Marvel.
New Horizons hanya bisa menangkap citra Hydra sepersekian pixel saja karena jaraknya yang jauh yaitu 650 ribu kilo meter.
Advertisement
(Rie/Yus)