Liputan6.com, Baghdad - Pemerintah Amerika Serikat mengembalikan artefak yang dimiliki Musium Nasional Irak kepada pemerintahnya pada Rabu 15 Juli 2015. Harta karun ini ditemukan saat tentara AS melakukan serangan ke lokasi Abu Sayyaf bersembunyi di sebuah rumah di Suriah.
Temuan peninggalan kuno ini termasuk di dalamnya stempel kuno, mangkok, kalung metal, perhiasan dan vas bunga. Barang rampasan itu termasuk di dalamnya koin kuno saat masa awal Islam masuk ke Iraq dan patung Neferititi.
ISIS selama beroperasi telah merusak dan menjarah beberapa situs arkelogi di utara negeri 1001 malam itu. Lantas mereka memposting video berisi penghancuran monumen pra-islam. Mereka diperkirakan menguasai sekitar 4.500 situs arkeologi di Suriah dan Irak.
Pemerintah Irak belum bisa memverifikasi total kerusakan situs-situs tersebut. Namun, Baghdad memprediksi bahwa perusakan itu hanyalah kamuflase para penjarah militan mengambil barang-barang antik untuk dijual.
"Ini adalah bukti kuat kalau Daesh menjarah artefak dan menjual untuk membiayai aktifitas mereka," kata duta besar Amerika untuk Irak, Stuart Jones -- menyebut ISIS dalam singkatan Arab -- kepada Reuters.
Tujuan mereka adalah menjual barang antik ini ke pasar gelap," tambahnya kepada jurnalis di Musium Nasional Baghdad.
Militan telah merusak sejumlah peninggalan Assyiran dan Istana Greaco-Roman di utara Irak, termasuk kompleksnya yang berusia 2.700 tahun. Mereka juga merusak Kota Nimrud dan Nineve serta sebuah kompleks padang pasir kuno di Hatra.
Namun penemuan ini diragukan keasilannya oleh para ahli. Salah satunya adalah Donna Yates, arkeolog dari Universitas Glasgow, yang meriset pencurian artefak.
Dalam akun Twitter milik Donna Yates seperti dikutip oleh Washington Post mengatakan bahwa ia ragu bahwa patung Neferititi tersebut asli. "Ini bisa sangat lucu sekaligus menyedihkan."
Sejauh ini pemeritah Irak belum punya waktu untuk memastikan keasilannya.
Abu Sayyaf menurut AS adalah komandan ISIS yang bertanggung jawab untuk penjualan minyak dan gas. Ia berkebangsaan Tunisia dan mempunyai istri dari Irak yang kini ditahan oleh Amerika.
Baca Juga
Ia terbunuh di tenggara kota Deir al-Zor, dekat lahan minyak utama milik Suriah dan sekitar 100 km dari perbatasan Suriah dan Iraq yang telah mendeklarasikan negara kalifah.
Advertisement
Barang-barang lain yang ditemukan dan dikembalikan adalah tiga cap zaman Babilonia, yang pernah diumumkan secara resmi dicuri tahun 2003 dari museum. Saat itu Baghdad berada dalam situasi kacau karena penyerbuan Amerika ke Irak.
Tidak ada yang tahu bagaimana mereka berakhir di persembunyian Abu Sayyaf di Suriah.
"Kami senang mereka kembali," kata Ahmed Kamik, dari Direktorat Musium Kementerian Budaya Irak. (Rie/Tnt)