Sukses

Pembicaraan Direkam, Telemarketer Jadi Kalap

Petugas telemarketer itu menutup pembicaraan dengan nada yang sedikit mengancam.

Liputan6.com, Los Angeles - Sejumlah jenis pekerjaan sangat memerlukan kesabaran, terutama jenis-jenis pekerjaan yang berhadapan dengan orang banyak. Namun demikian, ada seorang telemarketer yang kurang memahami persyaratan tersebut dan malah mengajak calon konsumennya bersilat lidah melalui telepon.

Petugas telemarketer itu malah semakin galak dan menantang ketika diberitahu bahwa pembicaraan mereka direkam. Jessica Gottlieb dari Los Angeles, Amerika Serikat, menerima telepon dari seorang telemarketer yang galak dan mengunggah rekamannya ke YouTube, seperti dikutip pada Jumat (17/7/2015).

Dalam rekaman itu, pria bernama ‘Mark’ dari kawasan Chatsworth di Los Angeles terdengar semakin sangar ketika ia diberitahu sedang direkam. "Adalah melawan hukum untuk merekam seseorang kecuali kamu mengatakan sebelumnya, kecuali mereka sedang melakukan tindak pidana," ucap dia.

Pria itu selanjutnya mengatakan bahwa ia tidak percaya sedang direkam dan mencoba menawarkan uang sejumlah US$100 (setara dengan lebih dari 1,3 juta rupiah) jika wanita itu dapat memperdengarkan ulang rekaman pembicaraan mereka. Pria itu bahkan mempersamakan uang tawarannya selayaknya seperti uang tip bagi penari telanjang.

Dengan berang Mark mengatakan, “Kamu mencoba menipu saya dan kamu kira kamu mampu mengendalikan pikiran. Tidak begitu. Saya yang kendalikan. Saya selalu pegang kendali. Tidak ada seorang pun memperlakukan saya seperti ini.”

Masih tidak percaya, telemarketer itu bahkan menantang wanita itu untuk mengunggah rekaman ini ke YouTube. Semakin lama pembicaraannya semakin aneh. “Sekarang kamu bersusah payah mencapai sesuatu karena terjebak dalam sarang laba-laba. Wah, sarang jebakan yang dianyam sendiri sejak dari awal penipuan!”

Petugas telemarketer itu menutup pembicaraan dengan nada yang sedikit mengancam, “Kamu menginjak-injak panel kami, ibu, dan kami akan mencari dan merobohkan permainanmu dan memberitahukan matapencaharian konstestan kami.” Waduh... (Alx/Ans)