Sukses

Kantong Berisi Ribuan Dolar Hilang di Bandara Hong Kong

Sebuah kantong berisi hampir 450 ribu Yuan atau sekitar Rp 950juta hilang di kargo Bandara Hong Kong.

Liputan6.com, Hong Kong - Sebuah kantong berisi uang hampir 450 ribu yuan atau sekitar Rp 950 juta hilang di kargo Bandara Udara Hong Kong.

Supir kargo memuat total 13  kantong berharga tersebut di trailer bersama barang-barang lainnya. Menurut Shanghaiist seperti dikutip Sidney Morning Herald, tiga karung terjatuh saat trailer menikung dengan kecepatan tinggi.

10 menit kemudian si sopir tersadar bahwa ada tiga kantong tidak  berada dalam trailer. Ia kembali ke landasan dan menemukan hanya dua dari tiga yang terjatuh  di aspal tak jauh dari tempat pesawat parkir.

Polisi dan keamanan bandara mencari sepanjang malam, namun tidak menemukan karung berisi uang dan menuliskan dalam laporannya telah terjadi pencurian.

Dua dari tiga kantong berisi uang tunai yang terjatuh dan dapat diselamatkan. (SouthChinaMorningPost)

Bank Of China mengirimkan 4 juta yuan atau sekitar Rp  9 miliar dalam 13 kantong terpisah dari Auckland ke Hong Kong.

Setelah pesawat mendarat dari Negeri Kiwi pukul 9 malam waktu Hong Kong, tas kain berlabel 'G4S Internasional'  ditransfer lewat Hong Kong Airport Service, anak perusahaan Cathay.

Hasil rekaman CCTV menemukan kantong-kantong tersebut tidak diikat dengan baik. Hanya ada satu sopir dan tidak ada satu pun personel keamanan.

Perwakilan Cathay Pasific Mark Pirihi membenarkan bahwa memang ada barang berharga yang diantar oleh kargo dari Auckland ke Hong Kong pada Jumat l 17 Juli 2015, namun ia menolak memberikan detil 'barang berharga' tersebut. Peraturan perusahaan sangat ketat dalam pengaturan 'barang berharga'.

"Maskapai akan mengikuti terms dan condition yang tertera dalam kontrak perjanjian, tapi kami masih terlalu dini untuk berkomentar karena kasus masih diselidiki oleh kepolisian," katanya.

Sementara itu, Direktur Komoditas G4S International Janet Leung mengatakan kepada South China Morning Post  bahwa ia 'prihatin' dengan kasus ini.

"Hilangnya barang yang berisi uang tunai berada di bawah kontrol bandara Hong Kong, yang kami sendiri tidak diberi akses untuk masuk," katanya. Ia menolak lebih lanjut karena kasus ini telah ditangani oleh pihak berwenang.

Janet juga meyakinkan kliennya--dalam hal ini Bank of China-- untuk tidak khawatir karena barang mereka dijamin asuransi.

Juru bicara kepolisian New Zealand Shelly Nahar bahwa polisi di negaranya mengetahui kejadian ini namun investigasi berada di bawah wewenang polisi Hong Kong.

CEO Cathay Tony Tyler pada tahun 2008 pernah mengatakan bahwa fasilitas Cathay di Hong Kong adalah fasilitas paling ramai dan efesien di seluruh dunia. (Rie/Ein)