Liputan6.com, Skopje - Lebih dari seribu orang tewas setelah gempa besar mengguncang kota Skopje, 27 Juli 1963. Lindu di jantung kota Makedonia Yugoslavia itu terjadi sekitar pukul 05.00 dan berlangsung selama 20 detik.
Tremor dari gempa dirasakan hingga 144 kilometer di sepanjang lembah Vardar. Lebih dari 100 ribu orang kehilangan tempat tinggal sementara tiga perempat bangunan kota rusak atau sama sekali hancur.
Laporan awal menunjukkan ratusan orang terperangkap di bawah reruntuhan. Rumah sakit kekurangan perlengkapan medis dan pasokan darah. Jalur utama kereta api dan kantor pos yang hancur membuat jalur komunikasi maupun gerbang masuk ke kota itu terputus.
Tim penyelamat dari seluruh Yugoslavia terpaksa membuat rute jalan sendiri menuju ke kota yang dilanda lindu.
Wartawan asing yang berhasil masuk pertama kali untuk meliput gempa adalah David Binder dari New York Times. Demikian seperti dikutip dari Wikipedia
Presiden Amerika Serikat John F. Kenedy pun tak tinggal diam. Ia segera memberi perintah kepada Departemen Pertahanan dan USAID untuk segera membantu dengan mengirim prajurit militer, membangun rumah, mendirikan bangunan dan lainnya.
Bantuan juga datang dari Uni Soviet. Sang Pemimpin Nikita Khrushchev sendiri yang datang langsung ke kota Skopje. Inilah pertama kalinya pasukan AS dan Rusia berjabat tangan semenjak berakhirnya Perang Dunia II.
Saksi mata mengatakan, bangunan runtuh seperti kertas yang hancur. Orang-orang harus berjalan kaki, melarikan diri dari malapetaka.
Skopje, yang terletak di tepi sungai Vardar, adalah ibukota republik Makedonia Yugoslavia dan ditinggali lebih dari 200 ribu orang. Presiden Tito dalam pesan belasungkawa seperti dikutip dari BBCOnThisDay mengatakan, "Seluruh orang Yugoslavia harus bersatu untuk mengurangi beban bencana dan kemalangan yang menimpa rakyat republik ini."
Stasiun seismologi di Yugoslavia mencatat kekuatan gempa adalah 9,0 skala Mercalli, setara dengan 6,9 pada skala Richter. Gempa tahun 1963 adalah gempa fatal kedua yang menimpa kota Skopje. Koran lokal setempat memberitakan kota itu pernah hancur oleh gempa pada tahun 518 Masehi.
Gempa itu menghancurkan 80 persen kota itu dan membunuh 1.000 manusia. Bagaimanapun, waktu menghapus luka. Kota itu segera bangkit. Sebuah monumen didirikan di dekat stasiun kereta api. Setiap tanggal 27 Juli, pukul 05.17, warga mengheningkan cipta untuk mengenang para korban.
Hampir seluruh bangunan bersejarah telah direstorasi termasuk jembatan dari abad ke-15 yang menyeberangi sungai Vardar.
Di tanggal yang sama tahun 1908, Federal Bureau of Investigasi (FBI) di Amerika Serikat pertema kali dibentuk.
Sementara, pada tahun 1952, first lady Argentina, Evita Peron meninggal di usia 33 tahun karena kanker. Kematiannya diperingati sebagai hari berkabung nasional hingga sekarang. (Rie/Ali)