Liputan6.com, New Meksiko - Dalam rangka mencari 43 mahasiswa yang diculik September tahun lalu, aparat militer malah menemukan 60 kuburan massal dengan 129 jenazah di kota Guerrero selatan kota Meksiko. Ke 43 mahasiswa diculik polisi atas perintah Jose Luis Abarca yang kala itu menjabat Walikota Iguala.
Polisi kemudian memberikan para pelajar tersebut kepada geng narkoba Guerreros Unidos. Penyidik dari kejaksaan agung berkesimpulan, mahasiswa ini dibunuh oleh geng tersebut lalu dibakar hingga menjadi abu. Sisa pembakaran jasad tersebut kemudian dibuang ke sungai. Namun tak seorang pun percaya akan kesimpulan tersebut dan menuntut pemerintah untuk tetap mencari mereka
Hari ini 27 Juli 2015, Kejaksaan Agung Meksiko menemukan 129 mayat yang ditemukan di titik lokasi tersebut. Namun dari keseluruhan jenazah, tidak satu pun jasad terindentifikasi berasal dari 43 mahasiswa yang diculik polisi atas perintah Walikota Iguala.
Informasi yang didapatkan oleh BBC, 112 jenazah laki-laki, 20 perempuan dan sisanya tidak dapat diidentifikasi jenis kelaminnya. Angka penemuan kuburan massal meningkat setelah pemerintah Meksiko berkomitmen mencari 43 yang hilang tersebut, dengan memperkuat tim pencari dari para ahli spesialis yang mumpuni.
Komitmen ini seiring dengan tingginya protes masyarakat setempat terhadap situasi keamanan yang semakin meresahkan di negara ini.
Setelah penculikan 43 mahasiswa September 2014 lalu, geng Guerreros Unidos, orang tua dan para pengunjuk rasa menuntut pemerintah mencari mereka. Meski hingga kini keberadaan ke 43 mahasiswa ini masih misteri, ternyata ditemukan banyak kuburan massal di seantero Meksiko sepanjang akhir 2014.
Berikut adalah penemuan kuburan massal yang ditemukan dalam rangka mencari korban insiden Iguala itu, seperti dirangkum The Nation dan dikutip oleh Liputan6.com.
Seminggu setelah hilangnya 43 mahasiswa keguruan, dua puluh mayat ditemukan di 5 kuburan massal di Guerrero.
Tanggal 9 Oktober 2014, tim pencari dari Jaksa Agung Meksiko menemukan 3 kuburan massal.
Unión de Pueblos y Organizaciones del Estado de Guerrero sebuah komunitas akar rumput yang dibentuk setelah penculikan 43 mahasiswa itu mendesak pemerintah bahwa telah terjadi kekerasan hingga kematian di seluruh lapisan masyarakat Guerrero yang terkubur di bawah tanah.
Tanggal 16 Oktober, kuburan klandestin kembali ditemukan dengan 19 jenazah di dalamnya.
Pada bulan November, Tim Forensik Antropologi bersama komunitas tersebut menemukan 30 jenazah dalam satu kuburan.
Selama enam kali pemerintahan presiden Felipe Calderon (2006-2012) yang mendeklarasikan perang terhadap kartel obat-obatan, menemukan fakta bahwa setidaknya 26 ribu orang hilang, 83 ribu pembunuhan. Ditambah enam ribu kematian orang-orang yang ingin menyeberang ke AS.
Felipe Calderon digantikan Enrique Pena Nieto pada Desember 2012 dan ia meneruskan kebijakan ini bahkan memperketat perang terhadap kartel. Sayangnya presiden kelahiran 1966 ini tersandung hilangnya mahasiswa yang kemudian justru meningkatkan keseriusannya mereformasi kebijakan negerinya.
Di depan hidungnya, bos narkoba, 13 Juli 2015, Joaquin 'El Chapo' Guzman kabur dari penjara dengan keamanan maksimal.
Meksiko menjadi 'target' serangan kampanye calon kandidat dari Republikan Donald Trump yang mengatakan bahwa Meksiko telah mengirimkan kriminal ke AS. (Rie/Ali)