Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri (PM) Malaysia Nadjib Razak mengambil keputusan mengejutkan. Orang Nomor Satu di Pemerintahan Negeri Jiran melakukan reshuffle kabinet.
Korban dari perombakan besar-besar ini pun sangat menggemparkan. Beberapa Menteri serta Jaksa Agung Abdul Gani Patail dan Wakil Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dipecat dari posisinya.
Baca Juga
Reshuffle tersebut pun dilakukan Nadjib setelah dituding terlibat dalam skandal korupsi di BUMN 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Advertisement
Dalam pidatonya, Nadjib mengatakan, merupakan keputusan yang tak mudah memecat beberapa anggota kabinet termasuk sang wakil Muhyiddin. Namun, hal itu harus diambilnya agar tak ada perbedaan opini yang bisa menyebabkan adanya gerakan melawan pemerintah.
"Keputusan mengganti Muhyiddin Yassin adalah keputusan yang berat. Namun, kepemimpinan adalah tentang melakukan apa yang kamu anggap benar," ucap Nadjib seperti dikutip dari Reuters, Selasa (28/7/2015).
"Saya merupakan orang yang tak anti-debat, menolerir kritik dan, bahkan perbedaan pendapat. Namun, proses yang saat ini terjadi di kabinet harus diambil dan ini adalah bagian dari pengambilan keputusan," tegas dia.
Sebelum dipecat Muhyiddin termasuk sosok yang bersuara vokal atas kasus yang menimpa atasannya itu. Dalam satu kesempatan, eks Deputi PM Malaysia itu mendesak agar kebenaran terkait kasus BUMN 1MDB diungkap.
Kasus yang menyeret Nadjib berawal dari laporan Wall Street Journal bahwa sekitar US$ 700 juta dana mengalir ke rekening-rekening pribadi Najib Razak di 2 bank. Surat kabar ini mengatakan bahwa sumber dana tidak jelas dan para penyelidik pemerintah tidak memberikan perincian tentang penggunaan dana tersebut begitu masuk ke rekening PM Razak.
Namun, Najib menegaskan tuduhan itu tidak berdasar dan merupakan sabotase politik. Ia juga membantah menggunakan uang perusahaan negara untuk kepentingan pribadi.
Sebaliknya, dia menuding mantan PM Mahathir Mohamad bekerja erat dengan pihak asing untuk melancarkan kampanye untuk menggulingkannya.
Saat ini Najib juga memerintahkan tim pengacara untuk mengkaji tulisan Wall Street Journal tersebut. Tim pengacara mengatakan laporan itu berisi sejumlah tuduhan kepada Najib yang melibatkan sejumlah perusahaan dan transaksi. (Ger/Yus)