Liputan6.com, Lima - Militer Peru membebaskan 39 orang dari sebuah lahan pertanian di mana pemberontak Shining Path menahan mereka sebagai budak. Â
Bahkan, di antara korban, ada yang mengaku telah diculik 30 tahun lalu. Menurut Kementerian Pertahanan Peru, 26 di antaranya mereka yang diperbudak adalah anak-anak yang lahir di tahanan.
Para korban mengaku mereka telah dipekerjakan dengan paksa di sebuah pertanian.
Sekitar 120 personel militer ikut dalam operasi pembebasan besar-besaran ini. Empat helikopter dikerahkan untuk menerbangkan para buruh. Salah satu tentara mengatakan, operasi dilakukan setelah salah satu budak yang ditahan di pertanian itu berhasil kabur. Ia lah yang memberikan informasi berharga pada aparat.
"Kami berada di sini hampir 30 tahun," kata salah satu perempuan yang berhasil diselamatkan kepada surat kabar La Republica seperti dikutip BBC.
Beberapa anak yang diselamatkan mengaku takut dengan tentara karena para pemberontak itu mencuci otak mereka bahwa para serdadu biasa membunuh para bocah.
"Tujuan operasi ini adalah untuk menyelamatkan orang yang disandera oleh Shining Path di Kamp Produksi," kata wakil Menteri Pertahanan Ivan Vega Loncharich.
Kamp tersebut adalah, "Tempat anak-anak dipekerjaan paksa di pertanian sementara para perempuan dipaksa hamil untuk menciptakan generasi baru pemberontak," kata dia.
La Republika melaporkan bahwa beberapa anak-anak yang diculik berasal dari pedalaman. Orangtua mereka tidak mungkin melaporkan kehilangan karena takut ada pembalasan.
Shining Path--pendukung Mao- adalah grup kiri yang telah sebenarnya dihancurkan di tahun 1990 setelah perang saudara yang berkepanjangan. Lebih dari 70 ribu orang tewas dan menghilang dalam satu dekade akibat konflik ini. Pemimpin mereka Abimael Guzman ditahan oleh pihak keamanan Peru.
Meskipun aktifitas dan pamor kelompok itu menurun, mereka ini masih aktif memproduksi kokain. Kini, gen itudipimpin oleh dua bersaudara Victor dan Jorge Quispe Palomino. (Ein)