Liputan6.com, Seoul - Tidak ada kasus tambahan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Korea Selatan pada 25 hari berturut-turut. Jumlah orang yang didiagnosis sindrom pernapasan akut ini tetap datar, 186 orang pada hari ini.
Data Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan yang Liputan6.com kutip dari Yonhapnews menyebut jumlah korban tewas di negara itu juga tetap sebanyak 36 orang pada 18 hari berturut-turut.
Sebanyak 138 pasien dari 186 yang didiagnosa telah menyelesaikan tahapan pemulihan secara lengkap. Sisanya, 12 orang masih dirawat di rumah sakit. Tetapi, 11 orang di antaranya telah dipastikan negatif dari MERS dan sudah pulih dari komplikasi lain.
Namun, jumlah orang dalam isolasi terkait infeksi naik menjadi 9 orang dari hari sebelumnya hanya 1 pasien.
2 dari 9 suspect atau terduga MERS menyangkut orang-orang yang baru saja bepergian ke negara Timur Tengah. Sisanya adalah orang yang berkontak dekat dengan pelancong dari Timur Tengah.
Pejabat Departemen Kesehatan Korea Selatan Kwon Duk-cheol mengatakan tindakan pencegahan, termasuk screening atau pemindaian di bandara, akan tetap dilakukan, "Sampai situasi datang ke akhir resmi."
"Kami masih memiliki banyak pendatang dari Timur Tengah sehingga selalu ada kemungkinan bahwa pasien baru bisa masuk," tambah dia seperti yang dikutip BBC dari AFP.
Sebelumnya, pemerintah Korsel menyebut wabah MERS benar-benar berakhir di Negeri K-Pop itu. Setelah menimbang berbagai keadaan, personel medis dan pemerintah Korea menyatakan orang-orang sekarang bisa bebas dari rasa khawatir.
Baca Juga
MERS adalah sindrom pernapasan karena virus yang pertama kali dilaporkan terjadi di Arab Saudi pada 2012.
Penyakit ini telah menjangkit lebih dari 1.300 orang di seluruh dunia sejak pertama kali dilaporkan keberadaannya. Sebagian besar kasus telah dikaitkan dengan Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah lainnya.
Korea Selatan memiliki jumlah kasus MERS terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi, yang melaporkan lebih dari 1.000 kasus sejak 2012.
Tingkat kematian dari penyakit ini di Korea Selatan mencapai 19,4 persen. Sementara tingkat dunia sekitar 40 persen. (Bob/Ans)
Advertisement