Liputan6.com, Ton Sai, Thailand - Butuh keberanian ekstra untuk melakukan olahraga lompat tebing, namun, ternyata masih ada yang menganggap olahraga ini belum cukup ekstrem. Untuk menjadikannya lebih ekstrem, seorang pria menusukkan besi pengait parasut pada kulit punggungnya!
Dalam sebuah footage yang mengejutkan, seorang pecandu adrenalin bernama Josh Miramant (28) terlihat melakukan lompatan dengan kanopi besi yang ditindik pada kulitnya.
Pria asal San Fransisco ini baru memulai lompat tebing tiga minggu terakhir sebelum melakukan aksi yang menantang maut ini, dengan total lompatan sebanyak 21 kali.
Advertisement
Setelah tiba di semenanjung Ton Sai, Thailand, dalam perjalanan backpacking selama hampir satu dekade lalu, Miramant menemukan lokasi yang tepat untuk melakukan lompat tebing.
Atlet olahraga esktrem asal Maine ini pun kembali ke negara di Asia Tenggara tersebut untuk melakukan lompatan dari tebing setinggi 377 kaki yang menghadap ke pantai.
“Saya belum pernah ditindik sebelumnya, dan ini merupakan bagian paling menyakitkan dari seluruh pengalamanku.” Ungkap Miramant dikutip Mirror Online.
"Saya menghabiskan 20 menit untuk memasang keempat pengait, sebenarnya saya bukan masokis, tapi saya menikmati prosesnya, namun, saya senang saat proses penusukannya berakhir."
“Seperti dalam setiap aksi lompat tebing, posisi tubuh harus seimbang dengan posisi tangan ke depan seperti Superman, agar kanopi terhindar ke arah tebing. Semoga saya tidak melakukan kesalahan fatal dengan memasang pengait di punggung saya."
Walau ia merasa khawatir dengan pengait di punggungnya, tidak ada yang melarang Miramant untuk melakukan lompatan tersebut.
“Saya terkejut ketika parasut terbuka, saya sama sekali tidak merasakan kesakitan,” ungkapnya. “Sensasi adrenalinnya sungguh mengagumkan –saat parasut terbuka, saya merasakan adrenalin terdahsyat dalam hidup saya.”
“Ketika saya berada di udara, saya hanya perlu mengalihkan kanopi ke arah tanah, dan pengalaman ini pun berakhir. Kesenangan, rasa lega, dan kepuasan jauh lebih besar daripada rasa sakit yang saya rasakan.” (Ikr/hdy)