Liputan6.com, Hiroshima - Hari itu, 6 Agustus 1945 pukul 08.15, muncul kilatan cahaya amat terang yang menyilaukan mata. Lalu, panas dan gelombang kejut bola api raksasa dari reaksi nuklir meluluhlantakkan apa pun dalam radius 2 kilometer dari titik ledak.
Sekitar 20 menit kemudian, api menjalar ke seluruh kota menghanguskan apapun yang bisa terbakar.
Namanya "Little Boy" -- julukan untuk 1 dari 2 bom atom -- yang digunakan Amerika Serikat (AS) untuk melawan Jepang. "Si Bocah" mampu menghancurkan sebuah kota, setelah dijatuhkan dari pesawat bomber EB-29 Superfortress Enola Gay ke Hiroshima, dari ketinggian 1.900 kaki.
Bom atom di Hiroshima itu meledak di atas rumah sakit, dan melepaskan kekuatan setara dengan 12.500 ton dinamit TNT. Cangkang peledaknya memiliki tulisan berbunyi "Greetings to the Emperor from the men of the Indianapolis" (the ship that transported the bomb to the Marianas).
Awak pesawat mengatakan mereka melihat gumpalan asap membumbung tinggi dan kebakaran terjadi di mana-mana.
"Perangkat itu lebih kuat dari 2.000 kali ledakan bom terbesar yang pernah digunakan pada masa tersebut," kata Presiden AS saat itu, Harry S. Truman dari kapal USS Augusta di pertengahan Atlantik seperti diberitakan BBC.
Dilansir dari History Channel, Truman kecewa dengan respons Jepang atas permintaan Konferensi Potsdam untuk menyerah tanpa syarat. Sehingga akhirnya membuat keputusan untuk menggunakan bom atom untuk mengakhiri perang.
Ledakan bom atom di Hiroshima menewaskan 140 ribu dari 350 ribu orang yang tinggal di kota itu. Saat ini, masih ada 60 ribu korban selamat yang masih hidup. Rata-rata usia mereka mendekati 80 tahun.
Ada 90 ribu bangunan di Hiroshima sebelum bom dijatuhkan, hanya 28.000 yang tersisa setelahnya. Kota itu awalnya punya 200 dokter, hanya tinggal 20 yang masih hidup atau mampu bekerja. Dari 1.780 perawat di sana, hanya 150 yang mampu merawat orang-orang sakit dan sekarat.
Di belahan bumi lain pada tanggal yang sama tahun 1890 di Penjara Auburn pukul 07.00, terjadi eksekusi mati pertama menggunakan kursi listrik. Si pesakitan adalah William Kemmler, yang membunuh pasangan kumpul kebonya Matilde "Tillie" Ziegler dengan kapak pada 29 Maret 1889.
Advertisement
Sementara pada 6 Agustus 1997, Penerbangan Korean Air 801 (KE801, KAL801) jatuh di Bandar Udara Internasional Antonio B. Won Pat, Guam -- sebuah wilayah di Amerika Serikat. Sebanyak 228 dari 254 penumpang tewas dan 26 lainnya selamat meski mengalami cedera. (Tnt/Ein)
Baca Juga:
Kisah Tragis Gadis Sadako dan 1.000 Bangau Kertas
70 Tahun Dihantui Horor Bom Atom Hiroshima