Liputan6.com, Jakarta - Gelombang panas merajalela di beberapa negara Eropa baru-baru ini. Seiring dengan hal tersebut, laporan tentang kebakaran hutan terus bertambah.
Badan Meteorologi Spanyol (AEMET) menyebut, Spanyol mengalami Juli paling panas sejak 1980. Pada Minggu 9 Agustus 2015, pemerintah Spanyol mengumumkan ada sedikit peningkatan kebakaran saat memasuki hari keempat perang untuk memadamkan api di Perbukitan Sierra de Gata, barat daya Spanyol.
Kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Extremadura itu telah melahap sekitar 6.500 hektare lahan dan membuat 1.400 orang mengungsi dari Kota Acedo dan Perales del Puerto pada Jumat 7 Agustus 2015 dini hari.
Advertisement
Angin yang berubah-ubah menyulitkan ratusan petugas pemadam yang datang dari Extremadura dan wilayah lain Spanyol, seperti Andalusia, Castilla-Leon, bahkan negara tetangga Portugal.
Angin kencang itu mereda pada Sabtu 8 Agustus 2015, sehingga 300 petugas pemadam bisa bekerja. Seperti dilansir kantor berita Xinhua, penyelidikan masih dilakukan untuk mengetahui penyebab kebakaran.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Pertanian Spanyol pada Jumat mengungkap 52.227 hektare lahan musnah dilalap api pada 7 bulan pertama 2015.
Jumlah ini meningkat 2 kali lipat dari 2013. Pada tahun itu, ada 20.947 hektare lahan yang terbakar. Jumlah lahan terbakar tahun ini jauh melebihi angka tahun lalu, 37.584 hektare lahan.
Sementara itu, kode peringatan Merah dikeluarkan Bulgaria pada Minggu 10 Agustus 2015 mengenai bahaya kebakaran.
Kebakaran hutan baru-baru ini juga telah membuat warga menyelamatkan diri di negara Eropa Tengah seperti Slowakia dan Austria. (Ant/Bob/Ndy)