Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi buka suara soal diberikannya visa Indonesia kepada atlet asal Israel, Misha Zilberman, untuk tampil di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis di Jakarta.
Lolosnya visa Zilberman sempat membuat polemik dan pertanyaan besar. Hal ini terkait bagaimana bisa Zilberman diizinkan main di Tanah Air, sementara RI-Israel tak punya hubungan diplomatik.
Menurut mantan Duta Besar RI untuk Belanda ini, pemberian visa itu dilakukan atas alasan tepat. Sebab, penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dilakukan Federasi Badminton Dunia bukan Pemerintah Indonesia.
Advertisement
"Kalau event bilateral itu diselenggarakan oleh Indonesia, maka negara-negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia, tentunya tidak akan kita undang, kalau yang jadi penyelenggara Indonesia," ucap Menlu Retno di Jakarta, Rabu (12/8/2015).
"Tapi penyelenggara ini, bukan Indonesia. Indonesia hanya tempat saja. Misalnya kayak pertemuan PBB yang diselenggarakan di Indonesia, maka aturan mainnya jelas," paparnya.
Sebelumnya, penolakan visa Zilberman sempat dikecam beberapa lembaga internasional, termasuk organisasi Yahudi.
CEO Kongres Yahudi Dunia Robert Singer mengecam Indonesia yang mencampuradukkan olahraga dengan politik. Menurut Singer, Indonesia ke depannya tidak layak dipertimbangkan sebagai tuan rumah kejuaraan olahraga tingkat dunia, karena mencampuradukkan olahraga dengan politik.
Zilberman pun di detik-detik sebelum kejuaran dimulai akhirnya mendapat visa Indonesia. Namun, kiprahnya di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2015 sudah berakhir. Dia kalah straight set 14-21; 14-21 dalam tempo 34 menit dari pebulu tangkis Taiwan, Hsu Jen Hao. (Tnt)