Liputan6.com, Washington - Suatu hari yang indah pada 3 Januari 1961. Seperti biasa, 3 personel Marinir Amerika Serikat menurunkan bendera di Kedutaan Amerika Serikat di Havana, Kuba. Penurunan bendera yang mereka lakukan saat itu adalah hal rutin menjelang sore hari.
Namun, tanpa mereka sadari, di Washington telah memutuskan hubungan dengan Havana.
Baca Juga
"Aku tidak punya pikiran apa-apa," kata James Tracy mantan sersan di detasemen keamanan Kedutaan AS di Kuba kepada CNN. "Kami cuma melakukan rutinitas seperti biasa," imbuh dia.
Advertisement
Mereka sangat terkejut dengan situasi politik saat itu. Begitu cepat. Dan tak disangka, kebekuan hubungan diplomatik begitu lama.
"Aku pikir hanya 3 tahun," tebak James Tracy.
"Memang, kami mendengar bahwa AS dan Kuba akan memutuskan hubungan diplomatik, tapi kupikir hanya sementara, atau penarikan biasa saja," kenang Francis East, salah satu petugas penurunan bendera. "Yang saya ingat, sepertinya hari itu hari yang sangat sedih," sambung dia.
Francis juga sedih karena harus meninggalkan kenalan Kuba mereka. Ia bertugas di Kedutaan AS nyaris dua tahun dan telah jatuh cinta dengan negara penghasil cerutu itu.
"Kuba adalah surga," ucap dia.
Anggota Marinir lainnya yang ikut berpartisipasi dalam penurunan bendera adalah Kapten Larry Morris.
"Aku sangat terpesona dengan Havana. Orang-orangnya baik dan ramah," ujar Larry kepada CNN.
Detik-detik Penuh Keharuan
Mereka juga ingat ketika penurunan bendera sore itu, kumpulan orang-orang yang mengantre visa untuk terakhir kalinya menatap 'Stars and Stripes' dengan sendu.
"Kami lihat ke bendera, lalu melihat ke kerumunan dan kembali melihat ke tiang bendera lagi," kenang James Tracy.
"Tak lama kemudian mereka bubar setelah  bendera ini selesai kami lipat," lanjut dia.
Saat itu suasana khusyuk sekaligus sibuk. Ketiganya ingat bahwa saat kedutaan akan tutup, semua staf mondar-mandir dan begitu repot.
Para pegawai harus menghancurkan dokumen-dokumen rahasia, mengepak barang-barang. Petugas keamanan tak kalah repotnya. Mereka harus membantu mengamankan para staf sekaligus kedutaan.
Setelah James, Larry dan Francis selesai melipat bendera, mereka juga harus membereskan barang-barangnya untuk keesokan harinya pergi pulang meninggalkan tugas negara.
Larry Moris harus meninggalkan benda paling berharganya di Havana.
"Itu adalah 1949 DeSoto...Aku akan cari mobil itu ketika aku sampai di Havana nanti," tutur dia kepada CNN tentang mobil kuno klasik.
Meskipun Kuba terkenal dengan koleksi mobil-mobil antiknya, mencari mobil klasik DeSoto boleh dikatakan susah. Larry beruntung karena nanti di upacara peresmian Kantor Kedutaan AS di Havana, ia berkesempatan mengendarainya.
"Tidak sabar melihat 'Old Glory' terbentang melambai tertiup angin Havana. Aku akan sangat bangga," kata Francis East.
Trio ini tidak akan mengibarkan bendera, tapi mereka akan menyaksikan tentara muda menggantikan tugas mereka.
"Itu tugas mereka sekarang. Mereka harus melindungi bendera itu seperti apa yang telah kami lakukan dulu. Ini adalah satu langkah menuju kedamaian," tutup James Tracy.
Kerjaan Menumpuk Menanti
Kerjaan Menumpuk Menanti
Diplomat AS telah melakukan upacara kecil pembukaan hubungan diplomatik dengan Kuba 20 Juli lalu. Mereka saling bertukar bendera dengan Kementerian Luar Negeri Kuba dan saling berpelukan. Mereka mempekerjakan 300 staf lokal untuk mendukung kantor ini.
Pada tahun 1961 hingga 1977, kedutaan AS dilindungi oleh Swiss. Lantas tahun 1971, Washington mempekerjakan 51 diplomatnya di bawah 'lindungan' Swiss dengan sebutan Interest Section.
Kini mereka mempersiapkan transisi dari Interest Section menjadi Kedutaan AS secara formal. Mereka harus menyediakan seragam, tanda pengenal, pelat mobil bahkan tanda masuk ke kedutaan.
"Ini adalah titik tertinggi karier saya," kata Martina Polt, manajer Kantor yang menjadi satu-satunya orang yang mengatur logistik Kedutaan AS. Ia menunjukkan lambang kedutaan AS yang tersembunyi di lantai bawah tanah kepada CNN.
Para pekerja lokal tak kalah semangatnya menyambut dibukanya kantor ini secara formal.
"Mengetahui gedung ini akhirnya benar-benar berfungsi sebagai kantor Kedutaan AS adalah sesuatu yang bersejarah," kata Julio Llopiz, seorang Kuba yang bekerja di urusan publik. "Kami berharap akan banyak perubahan yang baik untuk kedua negara. Aku tidak pernah membayangkan ini akan terjadi di hidupku," ucap dia dengan nada riang.
Menteri Luar Negeri John Kerry akan meresmikan secara formal kantor ini pada Jumat (14/8/2015). Ia akan berada di Havana kurang dari 12 jam. Kerry akan menjadi pejabat tertinggi pertama AS yang mengunjungi Kuba setelah rekonsiliasi diresmikan.
"Ini urusan yang sangat penting," kata Duta Besar AS untuk Kuba Jeffrey DeLaurentis dalam wawancara dengan CNN. "Kunjungannya akan sangat membutuhkan perhatian luar biasa. Saya harus pastikan bahwa kami cukup mobil, cukup staf dan lainnya."
Kantor kedutaan AS memprediksi kerumunan orang tak sabar untuk melihat kedatangan John Kerry yang membuka lambang Kedutaan AS dan melihat Marinir menaikkan bendera. (Rie/Ans)
Advertisement