Sukses

Hati-Hati, Beruang Bisa Stres karena Drone

Hati-hati jika ingin meluncurkan drone, pastikan tidak ada beruang di sekitar Anda.

Liputan6.com, Minnesota, Amerika Serikat - Tim riset dari Universitas Minnesota memasang kerah pelacak kesehatan pada enam ekor beruang, dan mengukur data mereka saat peluncuran 17 buah drone.

Detak jantung para beruang itu meningkat saat drone-drone tersebut diluncurkan sejauh 20 meter dari lokasi mereka.
Sebuah penelitian telah melakukan riset lebih lanjut untuk melihat apakah beruang akan terbiasa dengan peluncuran drone setelah beberapa waktu berlalu.

Walau ada peningkatan detak jantung, para beruang tidak biasanya menunjukkan respons perilaku pada peluncuran drone.
“Beruang pada populasi ini hidup di daerah yang sudah diubah oleh manusia,” tulis tim riset dikutip bbc.com, “dan akibatnya, kemungkinan menunjukkan respon stres akan lebih rendah.”

Beruang kaget (foto: BBC Online)


Kendaraan aerial yang tanpa rawak merupakan alat berguna untuk riset alam liar, karena kemampuannya mengunjungi lokasi yang tak terjangkau dengan mudah dan dapat mengobservasi hewan dari kejauhan.

Dalam kasus drone yang mengganggu angsa di Kanada, mereka juga digunakan untuk secara sengaja menakuti hewan-hewan yang tak diinginkan. Steve Wamboly membangun GooseBuster, drone dengan loudspeaker yang memutar rekaman suara burung predator. Suara tersebut menakuti angsa-angsa yang disinyalir akan membuat kekacauan.

Wambolt, salah seorang peneliti, mengaku tes tersebut “berjalan dengan baik”. Namun, tim dibalik studi terhadap beruang menemukan bahwa stres yang diakibatkan oleh drone bisa membuat hewan “lebih rentan terhadap penyebab kematian”, seperti kabur ke teritori hewan lain, atau lari ke jalanan.

Periset kehidupan liar pun diwanti-wanti agar berhati-hati dalam menggunakan drone, terutama pada hewan langka.

Studi tersebut diterbitkan di jurnal ilmiah Current Biology. (Ikr/hdy)