Liputan6.com, Washington DC - Untuk pertama kali dalam sejarah Amerika Serikat, Gedung Putih mempekerjakan seorang transgender sebagai salah satu staf.
Raffi Freedman-Gurspan, transgender pertama yang menjadi staf resmi Gedung Putih, mulai bekerja selaku kepala sumber daya manusia pada Selasa 18 Agustus waktu setempat.
Baca Juga
"Raffi Freedman-Gurspan menunjukkan jenis kepemimpinan yang diusung pemerintahan ini," kata Penasihat Senior Presiden, Valerie Jarrett, seperti dikutip dari BBC Rabu (19/8/2015).
Advertisement
Raffi sebelumnya bekerja sebagai penasihat kebijakan untuk Pusat Kesetaraan Transgender Nasional (NTCE).
Penunjukan transgender pertama sebagai anggota staf resmi Gedung Putih mendapat sambutan dari kelompok pendukung kaum transgender.
"Keunggulan kinerja pemerintah kami tampak ketika mencerminkan kenyataan jati diri kami sebagai warga Amerika," kata kepala Institut Gay & Lesbian Victory Fund, Aisha Moodie-Mills.
Militer AS juga saat ini tengah mempertimbangkan untuk membolehkan kaum transgender bertugas sebagai serdadu dalam angkatan bersenjata.
Pentagon menyatakan dalam beberapa bulan mendatang akan mencabut larangan untuk para transgender di militer AS. Hal itu dilakukan setelah Menteri Pertahanan Ash Carter mengumumkan rencana studi, terkait dampak personel tentara baik lelaki maupun wanita yang secara terbuka menyatakan diri sebagai transgender.
Dalam sebuah memo, Carter membuat pengumuman berisi arahan untuk studi itu selama 6 bulan.
"Pasukan kami telah belajar dari pengalaman bahwa kualifikasi yang paling penting untuk anggota. Apakah mereka mampu dan mau melakukan pekerjaan mereka. Petugas dan personel kami terbiasa dihadapkan dengan aturan-aturan tertentu yang memberitahu mereka sebaliknya," kata Carter dalam pernyataannya seperti dikutip dari CNN edisi 16 Juli. (Baca: Pentagon Segera Cabut Larangan Transgender di Militer AS)
(Tnt)