Liputan6.com, Cincinnati - Salah satu kebun binatang Ohio, satu-satunya kebun binatang di Amerika Serikat yang masih memiliki badak Sumatra mengumumkan rencana mereka untuk mengirimkannya ke Asia Tenggara. Rencana yang digaungkan ke publik itu untuk dikawinkan, dan membantu melestarikan spesies yang langka tersebut.
"Badak bernama Harapan dan berusia 8 tahun tersebut dalam beberapa minggu akan berangkat ke Indonesia, diperkirakan ada sekitar 100 badak Sumatra. Jumlah keturunan badak berbulu dan bercula dua dari jaman es tersebut turun sekitar 90 persen, sejak pertengahan 1980an akibat semakin berkurangnya habitat mereka di hutan dan banyaknya pemburu gelap yang berusaha mendapatkan culanya yang berharga," kata ahli konservasi di Kebun Binatang Cincinnati, AS.
Kebun binatang Cincinnati merupakan pelopor dalam pembiakan spesies tersebut, yang juga sering dipanggil "badak berambut," dan menghasilkan tiga bayi pertama yang lahir di penangkaran di era modern ini. Harapan akan bergabung dengan kakak tertuanya, Andalas, yang telah berada di Indonesia sejak tahun 2007 dan telah menghasilkan satu keturunan jantan.
Andalas akan berusia 14 tahun bulan depan.
"Kami sedih karena program badak Sumatra akan segera berakhir di Cincinnati," kata Terri Roth, kepala Pusat Konservasi dan Riset Satwa Liar Langka di kebun binatang tersebut seperti dikutip dari NBC News, Rabu (26/8/2015).
Advertisement
"Ini adalah kehilangan besar bagi kami. Tapi ini harus dilakukan, agar Harapan paling tidak bisa berkontribusi terhadap kelangsungan spesiesnya," tambah Roth.
Menurut Roth, Harapan bukan hanya badak Sumatra terakhir di belahan bumi Barat, tapi juga merupakan satu-satunya yang bisa dilihat oleh publik.
Dilansir dari VOA News, Roth mengatakan detil dan izin final sedang diurus jadi belum ada tanggal pasti kapan Harapan akan pulang ke Jakarta, lalu dibawa dengan feri ke kampung halamannya di Sumatra.
Pejabat pelestarian badak di Indonesia belum memberikan komentar pada hari Selasa, karena perbedaan waktu.
Penjaga badak veteran dari kebun binatang tersebut, Paul Reinhart kabarnya akan menemani Harapan ke Indonesia. Ia dan beberapa orang lainnya akan pergi bersama Harapan yang telah berkeliling Amerika, untuk mengurusnya selama penerbangan yang panjang.
Saudara betina Harapan dan Andalas, Suci, mati tahun lalu akibat sakit di kebun binatang tersebut. Saat itu ahli konservasi Cincinnati sedang mempertimbangkan untuk mencoba mengawinkan Andalas dan Suci, karena putus asa dan tidak ada langkah lain.
Harapan dibawa kembali ke Cincinnati 2 tahun lalu, setelah dipinjamkan pada kebun binatang Los Angeles. Ia juga pernah tinggal di pusat konservasi White Oak, Florida.
Harapan rencananya akan bergabung dengan Andalas di tempat perlindungan badak Sumatra, di mana ia tinggal dengan 3 badak betina dan 1 anak jantannya, yang lahir pada tahun 2012 di Indonesia. Dengan 3 badak di tempat perlindungan di Malaysia  hanya ada 9 badak yang ditangkar di seluruh dunia termasuk Harapan.
Beberapa ilmuwan baru-baru ini menyimpulkan tidak ada lagi badak Sumatra yang hidup di alam bebas di Malaysia.
Sebelumnya, ahli konservasi dan pejabat pemerintah Indonesia bertemu di Singapura pada tahun 2013 untuk menghadiri KTT Krisis Badak Sumatra. Mereka juga berdiskusi untuk meningkatkan upaya perlindungan spesies tersebut.
Pejabat kementerian lingkungan di Afrika Selatan, rumah bagi sebagian besar badak yang tersisa di dunia, melaporkan ada total 393 perburuan liar badak hingga April tahun ini. Jumlahnya meningkat lebih dari 20 persen, untuk periode yang sama pada tahun 2014. Namun informasi dari pengamat badak baru-baru ini, jumlah kematiannya lebih dari itu.
Afrika Selatan bergulat untuk mengatasi sindikat perburuan liar yang menghasilkan banyak uang, karena tingginya permintaan cula badak di beberapa tempat di Asia. Di mana beberapa orang mengklaim cula badak berkhasiat untuk mengobati beberapa penyakit, seperti rasa sakit akibat mabuk dan kanker. (Tnt)