Liputan6.com, Iowa - Insiden penembakan dua jurnalis TV WDBJ7 membawa perdebatan di antara para calon kandidat Presiden AS 2016. Calon kandidat presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, mengutuk insiden penembakan dua jurnalis TV tersebut yang dilakukan oleh mantan teman kerjanya.
Istri mantan presiden AS, Bill Clinton, ini mengatakan, kekerasan oleh senjata tajam telah mengintai negara Amerika Serikat. Karena itu, ia meminta pemerintah AS untuk lebih serius mengambil tindakan terhadap pemakaian senjata.
"Kita harus melakukan sesuatu atas kekerasan yang dilakukan oleh penyalahgunaan senjata di Amerika Serikat. Dan saya akan mengambil bagian," kata Hillary setelah selesai berkampanye di Iowa kepada NBCNews, Rabu 26 Agustus 2016.
Advertisement
Hillary bersama para calon kandidat presiden lainnya mengungkapkan simpati mereka lewat twitter pribadi masing-masing atas kejadian yang menimpa jurnalis, Alison Parker dan juru kamera Adam Ward. Namun, hanya Hillary yang menekankan kegeramannya dan berjanji segera menyelesaikan persoalan ini.
Tidak untuk para kandidat dari Republikan, mereka cukup mengucapkan simpati untuk keluarga korban. Namun hanya sebatas itu, tulis LA Times, Kamis (27/8/2015)
Bahkan kandidat Republik Ben Carson menolak pendapat Hillary. Ia mengatakan, senjata api tidak ada hubungannya dengan kekerasan. "Yang bermasalah adalah orangnya, bukan senjatanya," kata Ben Carson.
Senada dengan saingannya sesama Republikan, Jim Gilmore mantan gubernur Virginia mengatakan, "para politisi sangat salah. Mereka mencoba menyanyikan lagu lama atas kekerasan terhadap senjata ketika insiden terjadi," kata Gilmore tanpa merujuk siapa politisi itu.
Dua jurnalis itu ditembak oleh eks karyawan di televisi tempatnya bekerja, yang telah memecatnya. Usai menghabisi temannya, Vester Lee Flanagan tewas bunuh diri setelah polisi mengejarnya.
"Saya ingin menegaskan kembali betapa pentingnya untuk tidak membuat sesuatu yang mengerikan terjadi lagi. Pembunuhan mengerikan ini telah mengintai negara kita," kata Hillary.
"Ada banyak bukti kalau senjata api begitu membahayakan. Coba kita lihat latar belakang keseluruhan, mungkin kita bisa mencegah insiden ini tidak terjadi lagi," lanjut Hillary.
Di kampanye kandidat Demokrat lainnya, Martin O'Malley menyatakan hal yang sama.
"Ada banyak kekerasan di negeri ini, dan sejauh ini dilakukan oleh senjata api," kata O'Malley."Terlalu banyak kekerasan, terlalu banyak kematian karena senjata. Kita butuh negara yang lebih baik."
Isu undang-undang anti senjata api di pemerintahan Obama adalah tantangan tersendiri bagi Presiden AS ke-44 itu. Ia gagal meyakinkan senat untuk meloloskan undang-undang ini.
Menurut majalah investigasi Mother Jones, senjata api membunuh 33 ribu orang di Negeri Paman Sam dan melukai 80 ribu per tahunnya. Sementara itu, besarnya kerugian akibat kekerasan penggunaaan senjata api mencapai US$ 229 miliar per tahun, hampir sebesar dana kesehatan negara itu yaitu US$ 251 miliar. (Rie/Sun)