Liputan6.com, Athena - Kekosongan pemerintah pengganti Perdana Menteri Alex Tsipras yang mengundurkan diri pada 20 Agustus 2015 lalu, membuat Mahkamah Agung Vassiliki Thanou mengambil alih kepemimpinan sementara hingga pemilihan umum diadakan secara resmi. Ia ditunjuk oleh Presiden Prokopis Pavlopoulo, setelah partai koalisi tak kunjung juga berhasil menunjuk pengganti sang pendahulu.
Thanou menjadi Perdana Menteri wanita pertama di negeri dewa-dewa itu. Pemilu -- ke lima kalinya dalam waktu 6 tahun -- yang rencananya akan diadakan pada 20 September.
Sebagai perdana menteri interim atau sementara, Vassiliki Thanou, akan bertanggung jawab untuk mengawasi pemungutan suara serta menunjuk kabinet baru.
Advertisement
Selain menjadi penanggungjawab utama di pemerintahan, ia juga memastikan pemilu berlangsung dengan benar serta menghadapi isu-isu lain seperti imigran dan tahun ajaran baru sekolah.
"Tanggung jawab utama adalah untuk memastikan pemilu berlangsung dengan benar, tetapi sangat mungkin bahwa pemerintah akan diminta untuk mengelola isu-isu lain seperti imigran dan awal tahun ajaran sekolah," kata perempuan berusia 65 tahun itu dalam pidato pelantikannya seperti dikutip dari Politico, Sabtu (29/8/2015).
Krisis keuangan Yunani hingga belum rampung. Namun Athena kini menghadapi masalah lain, yaitu kedatangan puluhan ribu pengungsi dari Suriah dan negara-negara lain setiap bulannya.
Lebih dari 50.000 imigran tiba di Yunani pada bulan Juli 20015. Menurut Badan Pengungsi untuk PBB, jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan di tahun 2014, yang total keseluruhannya hanya 43.500.
Kepemimpinan Vassiliki Thanou adalah sejarah bagi Yunani. Selama 200 tahun sebagai negara moderen, ia adalah pemimpin perempuan pertama bagi negara itu.
Vassiliki Thanou lulusan hukum dari Universitas Sorbonne, Paris dan berpengalaman sebagai pengacara selama 40 tahun. Ia pernah menjabat sebagai menteri pariwisata dan kepala negosiator bailout saat Tsipras menjadi PM, sementara George Houliarakis sebagai kepala departemen keuangan.
Sebelumnya pada 1835, seorang perempuan pernah menyatukan pemimpin-pemimpin di negara kepulauan untuk melakukan revolusi kemerdekaan bagi Yunani. Â Ia adalah Manto Mavrogenous. Kegemilangannya berdiplomasi membuat revolusi negara itu berhasil, seperti dilansir dari greek reporter.
(Rie/Tnt)