Sukses

Bomber Bangkok WN Turki?

Di media-media sosial di Thailand beredar paspor atas nama Karadag Adem, WN Turki, dengan tanggal lahir 8 April 1987.

Liputan6.com, Bangkok Kepolisian Bangkok mengatakan, telah menangkap seorang pria pemegang paspor Turki mirip dengan bomber Kuil Erawan di distrik Ratchaprasong, Bangkok, Thailand. Menurut Kepala Polisi Jenderal Srivara Rangsiprammakul, pria ini ditangkap di kamar nomor 412 dan 414 di sebuah apartemen di distrik Nong Chok, Bangkok.

Media lokal, Thai Rath melaporkan, sekitar 100 orang polisi dan militer mengelilingi apartemen itu sebelum akhirnya menyerbu masuk.  

"Kami menemukan banyak material bahan peledak, termasuk sebuah bola besi berdiameter 0.5 cm yang mirip dengan benda di lokasi kejadian bom 17 Agustus di Kuil Erawan," kata Jenderal Srivara seperti dikutip Bangkok Post. 

Ledakan 17 Agustus lalu adalah ledakan paling mematikan di Bangkok. Ledakan dengan kekuatan 3 kg TNT merenggut nyawa 20 orang, kebanyakan turis asal China dan Malaysia. Bom itu juga melukai 125 orang. 

Seorang sumber di kepolisian mengatakan, pria ini mengontrak apartemen pada 21 Juli 2015.

Di media-media sosial di Thailand beredar paspor atas nama Karadag Adem, WN Turki, dengan tanggal lahir 8 April 1987. Namun, menurut polisi paspor tersebut palsu.

Bomber Bangkok WN Turki (The Nation)

Hal ini menambah daftar kritikan terhadap pihak kepolisian dan Pemerintah Thailand yang tidak dapat memberikan keterangan satu pintu dengan jelas. 

Polisi dan pemerintah sebelumnya dikritik akibat simpang siurnya informasi tentang pelaku dan cara mereka menginvestigasi ledakan yang merenggut nyawa 20 orang ini. Bahkan PM Thailand Prayuth Chan-o-cha meminta polisi untuk menonton film seri detektif Amerika, Diamond Blue, agar mencontoh cara penyelidikan yang benar.

Polisi, militer serta Junta juga memberikan informasi tumpang tindih mengenai alasan bom diledakan. Polisi menuding etnis Uighur berada di balik serangan ini. Namun, teori ini dibantah oleh Junta.

"Kalau memang benar kelompok pendukung Uighur yang melakukan, mereka pasti sudah berkoar-koar," kata Jenderal Prayut seperti dikutip dari Bangkok Post. "Ini sudah tiga hari semenjak ledakan, mereka tidak muncul. Saya pikir ledakan ini bukan ulah mereka," tutur dia, Kamis 20 Agustus 2015.

Tuduhan juga diberikan kepada kelompok 'Kaos Merah', kelompok pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Namun, mereka menyanggahnya. Mantan PM Thaksin Shinawatra dan saudara perempuannya mantan PM Yunluck Shinawarta mengatakan, tuduhan itu sangat konyol. (Rie/Sun)