Liputan6.com, Chengdu - Amerika Serikat punya Silicon Valley, sebuah wilayah di selatan San Francisco Bay Area yang menjadi markas perusahaan yang bergerak dalam bidang komputer dan semikonduktor.
Tiongkok pun tak ketinggalan dengan mendeklarasikan Chengdu, ibukota Provinsi Sichuan sebagai salah satu basis industri elektronik dan teknologi informasi (TI) pada tahun 1988. Dan kemudian mendirikan Chengdu Hi-tech Industrial Development Zone pada 1991. Â
Meski namanya tak setenar Silicon Valley, disadari atau tidak, zona industri berteknologi tinggi itu sudah merasuk dalam kehidupan kita sehari-hari. Â
Advertisement
Ini salah satu buktinya: bisa jadi iPad dan laptop yang sedang Anda gunakan saat ini berasal dari kota itu.
Setengah dari produksi iPad, sekitar 40 juta unit pertahun, dilakukan di Chengdu. Pun dengan 25 persen laptop yang dibuat di dunia. Dari sana juga sebagian besar aplikasi yang tersedia di platform iOS dan android bermula.
"Kami membangun zona high tech seperti Silicon Valley," kata Zheng Yu, dari Departemen of Publicity Bureau of Strategic Designing of Chengdu Hi-Tech Zone saat berbincang dengan Liputan6.com. Â
Ada 300 perusahaan teknologi informasi ternama di muka bumi yang tak ragu menempatkan industrinya di sana. "Misalnya Huawei, Nokia, Siemens Network, Alcatel, dan ZTE," kata Frank Song, Customer Service Centre dari Tianfu Soft Ware Park.
Selain itu, juga ada lebih dari 200 perusahaan elektronik. Termasuk Intel dan TI yang memilih Chengdu sebagai salah satu markasnya.
"Huawei R&D center di sini memiliki lebih dari 8.000 karyawan, menjadi salah satu pusat riset dan pengembangan paling penting," kata Song.
Chengdu Hi-tech Industrial Development Zone juga menjadi lokasi industri biofarmasi, bio-engineering, aviation equipment industry, industri finansial, dan advance enviromental protection industry.
Â
"Ini beberapa contoh produk yang dibuat di sini seperti alat simulator setir mobil, fiber optik, robot pembersih, pemindai Magnetic Resonance Imaging (MRI) Centauri dari AllTech Medical Systems," kata Frank Song.
Â
Â
Belajar dari Gempa
Frank Song menambahkan, sejumlah produk yang dihasilkan dari kawasan tersebut, terinspirasi dari kejadian gempa dahsyat yang mengguncang Sichuan.
Pada 12 Mei 2008 lalu, gempa dengan kekuatan 7,9 skala Richter mengguncang Sichuan. Patahan seismik pecah sepanjang 240 km di kedalaman 19 km.
Â
Gempa mengguncang selama lebih dari 2 menit mengguncang wilayah sekitar episentrum. Akibatnya sungguh fatal, 87.150 manusia dinyatakan tewas atau hilang, sebanyak 4,8 juta orang mendadak menjadi tuna wisma.
Song menunjuk ke arah produk OceanStor dari Huawei. "Alat tersebut gunanya untuk menyelamatkan data saat terjadi bencana seperti banjir, kebakaran, atau gempa yang pernah terjadi di sini," kata dia.
 "Di sini juga diproduksi alat early warning system yang mengeluarkan peringatan 20 detik sebelum gempa besar mengguncang," kata dia.
Saksikan video 'Silicon Valley' ala Tiongkok:
Â
Manjakan Investor
Chengdu Hi-Tech Industrial Development Zone sejak awal didesain untuk mengintegrasikan industri dan tempat tinggal.
Di sana dibangun pemukiman, sekolah-sekolah, fasilitas kesehatan, pusat rekreasi dan olahraga, tempat belanja. Investor pun dimanjakan. Tak pandang investor lokal maupun asing.
Â
Salah satunya berupa pelayanan birokrasi pemerintahan yang sangat efisien. "Tersedia layanan satu pintu, cuma-cuma alias gratis, dan ada tim yang disiagakan untuk proyek-proyek besar."Â
Area tersebut menjadi zona bebas pajak terbesar di Tiongkok tengah dan barat. Chengdu Hi-Tech Industrial Development Zone diklaim sebagai lahan subur untuk investasi.
"Ketulusan pemerintah lokal dan efisiensi (birokrasi) menyentuh hati kami," kata Jack Ma, pendiri Alibaba seperti dikutip dari CNN.
Â
Namun, ketulusan saja tidaklah cukup. "Chengdu memiliki potensi pasar yang besar, orang-orang yang berbakat, dan pelayanan birokrasi yang efektif menjadi alasan lain mengapa Alibaba memilih Chengdu," tambah dia.
Pada tahun 2013, Chengdu Hi-Tech Industrial Development Zone mematok target ambisius: menjadi pusat industri teknologi tinggi kelas dunia dengan pendapatan kotor sebesar 1 triliun yuan atau sekitar US$ 163,9 miliar pada tahun 2020.
(Ein/Ron)
Advertisement