Liputan6.com, Wroclaw - Sudah lama jadi rahasia umum, rezim Nazi yang dipimpin Adolf Hitler punya banyak emas, perak, perhiasan, dan harta dari hasil jarahan selama mereka berkuasa.
Pundi-pundi harta haram itu sebagian besar dirampas dari para tahanan yang dimasukkan ke kamp konsentrasi. Perhiasan para korban lalu dilebur menjadi emas batangan dan disimpan dalam tempat yang dirahasiakan.
Kala perang hampir berakhir, saat Jerman di ambang kekalahan, Nazi berusaha keras 'menghilangkan' aset mereka, daripada jatuh ke tangan musuh.
Advertisement
Harta Nazi itu sudah lama jadi target perburuan. Ada rangkaian kereta yang konon sarat emas. Atau peti-peti harta yang katanya sengaja diceburkan ke dalam danau.
Beberapa telah ditemukan di gua-gua atau lemari besi, tetapi banyak yang masih raib. Bahkan ada diyakini telah dicuci ke sejumlah bank-bank Eropa pada tahun 1945.
Berikut 3 harta karun Nazi yang masih misterius, yang dihimpun Liputan6.com:
Kereta Emas
Legenda ini sudah lama menyebar di kalangan masyarakat Wroclaw, Polandia: bahwa kereta yang dipenuhi harta jarahan dari kota mereka yang dulunya bernama Breslau dilarikan oleh tentara Nazi saat pasukan Tentara Merah Rusia menyerbu kota mereka pada penghujung Perang Dunia II.
Terakhir kali kereta itu terlihat di kawasan Walbrzych. Sudah 70 tahun berlalu, namun keberadaan gerbong penuh harta masih jadi misteri. Hingga saat ini.
Baru-baru ini, 2 pemburu harta karun mengungkapkan temuan mereka soal keberadaan kereta yang diduga sarat emas.
Pejabat Kementerian Kebudayaan Polandia Piotr Zuchowski mengatakan ia melihat gambar pencitraan yang diambil oleh radar yang menembus tanah di sebuah bunker atau tempat perlindungan dari bom di luar kota Wroclaw. Ia mengaku 99 persen yakin, kereta sepanjang 100 meter yang tampak di sana adalah 'Kereta Emas' yang dicari-cari.
Â
Namun, dikhawatirkan, Nazi telah memasang perangkap, berupa ranjau di sekitar timbunan harta itu.
Magdalena Woch, direktur kebudayaan di Kastil Ksiaz -- benteng yang dirancang Hitler sebagai markasnya di Eropa Timur -- bahkan menduga, ada lebih dari 1 kereta harta yang ada di Polandia.
"Ada kisah bahwa pada tahun 1945, ada 3 kereta yang datang ke kota (Wroclaw), yang keberadaannya tak pernah ditemukan," kata dia, seperti Liputan6.com kutip dari Express, Selasa (1/9/2015). Meski belum tentu ada emas di dalamnya.
Sementara, politisi setempat, Lukasz Kazek mengaku yakin, ada banyak harta tersembunyi di daerahnya.
"Saat tentara Rusia tiba, pihak Jerman segera melarikan diri. Namun, mereka menyangka akan kembali, sehingga menyembunyikan apapun dari uang, dokumen, emas, juga perhiasan," kata dia.
Penemuan kereta diduga milik Nazi kembali memunculkan harapan bahwa Amber Room akan segera ditemukan. "Mungkin di dalam kereta itu akan ditemukan lukisan berharga, mungkin berlian, rubi, batu-batu berharga, dan -- semoga-- sesuatu yang selama ini kita harapkan: Amber Room," kata dia.
Amber Room adalah ruangan yang dibangun dari emas. Bangunan yang didirikan pada 1709 menjadi ruangan Raja Prusia, sampai ia menghadiahkannya pada Tsar Rusia Peter Agung pada 1716.
Selama Perang Dunia II, Amber Room dijarah oleh pendukung Nazi dan dibawa ke Kota Konigsberg untuk dipamerkan. Namun, keberadaannya hingga kini masih misterius.
Advertisement
Peti Harta di Dasar Danau
Pada tahun 2013, Pemerintah Jerman menyetujui tawaran seorang peneliti Israel untuk menemukan harta karun bernilai miliaran dolar milik Nazi dalam bentuk emas batangan, di sebuah danau dekat Berlin.
Legenda menyebut, 18 peti berisi emas dan platinum diceburkan oleh skuad SS dibantu sejumlah tawanan dari Polandia -- yang lantas dieksekusi mati -- di Danau Stolpsee di Brandenburg di penghujung Perang Dunia II.
Harta itu diperkirakan terbaring di kedalaman kurang dari 50 kaki atau 15,24 meter.
Emas tersebut diduga dilempar ke danau sebagai bagian dari operasi rahasia dengan kode 'Operation Nibelung'-- mengambil nama dari mitos Burgundi yang kisah dipentaskan dalam opera berjudul "Der Ring des Nibelungen" atau "Cincin dari Nibelung" karya Richard Wagner.
Kisah keberadaan emas ini sudah bocor sejak puluhan tahun, membuat danau yang berada di wilayah bekas Jerman Timur itu menjadi target polisi rahasia Stasi yang panik, berniat menjual harta karun itu untuk ditukar dengan mata uang asing, sebelum negara bangkrut. Nilai keseluruhan harta tersebut diperkirakan mencapai 1 miliar poundsterling atau lebih dari Rp14,8 triliun.
Harta itu adalah milik Hermann Goering, kepala Luftwaffe -- kesatuan angkatan udara, pernah menjadi deputi Hilter, sekaligus pencuri terbesar dari Reich Ketiga, yang menyimpan barang jarahannya di rumah berburunya di Carinhall, 80 kilometer di utara Berlin.
Rumah di Carinhall menyimpan sejumlah harta paling berharga dan indah di Eropa, yang dicuri atas perintah Goering. Namun, gudang harta itu lantas dikosongkan di awal tahun 1945, menyusul pergerakan Tentara Merah Uni Soviet yang mendekati Berlin, dan akhirnya meledakkan Carinhall.
Dan meski hancur lebur, puing Carinhall yang berada di antara pepohonan menjadi magnet yang menarik para pemburu harta karun, untuk menemukan apa yang mereka yakini sebagai harta yang tertinggal di bunker rahasia.
Sementara, emas di dasar Danau Stolpsee diduga dijarah Goering dari bank Polandia, selama invasi Nazi pada tahun 1939.
Partitur Musik 'Kunci' Harta Karun
 Seorang arkeolog Leon Giesen (51)melakukan 3 penggalian harta karun di dekat Mittenwald, perbatasan dengan Austria.
Ia mendasarkan pencariannya pada partitur musik yang disebut 'March Impromptu', yang ditulis komposer musik klasik, Gottfried Federlein, yang meninggal pada 1952.
Leon Giesen juga meyakini, lembaran musik tersebut memuat diagram "rel kereta api" yang pernah melaju di wilayah Mittenwald di tahun 1940-an.
Dan bahwa kalimat terakhir dalam lirik, 'Enden der Tanz' yang berarti 'akhir tarian' menjadi petunjuk, emas tersebut ada di penyanggah kereta api yang berhenti.
Menurut situs Spiegel Online, bos Nazi, Adolf Hitler memerintahkan sekretaris pribadinya, Martin Bormann, mengubur 'emas haram' di suatu tempat di perbukitan Bavaria, di hari-hari terakhir Reich Ketiga.
Bormann, kemudian diperintahkan menyisipkan huruf, angka, dan lambang di kertas musik atau partitur, yang bila diuraikan, akan mengungkap koordinat letak harta karun.
Emas-emas itu diduga rencananya akan dikirim ke Munich, namun tak pernah sampai di kota itu. (Ein/Tnt)
Advertisement