Sukses

Dikirimi Surat Penahanan, Presiden Guatemala Mundur

Perez Molina dituding terlibat dalam skandal korupsi yang membuat patah hati pemerintah, dan menjerumuskan negara dalam kekacuan.

Liputan6.com, Guatemala City - Setelah kabar surat penahanan yang ditandatangani Hakim Miguel Angel Galvez untuk orang nomor satu di Guatemala dikirim, presiden negeri itu, Otto Perez Molina menyatakan mundur dari jabatannya. Meski belum diketahui apakah ia sudah menerima perintah penangkapannya.

"Presiden Guatemala Otto Perez Molina mengundurkan diri," kata juru bicaranya, Kamis (3/9/2015) seperti dikutip dari Reuters.

"Surat pengunduran diri ditandatangani pada akhir Rabu 2 September dan dikirim ke Kongres negara itu," kata juru bicara kepresidenan Jorge Ortega.

Perez Molina dituding terlibat dalam skandal korupsi yang membuat patah hati pemerintah, dan menjerumuskan negara dalam kekacuan beberapa hari sebelum pemilihan nasional.

Ribuan pengunjuk rasa membanjiri jalan-jalan ibukota, Guatemala City, dan kota-kota lain dalam beberapa pekan terakhir menyerukan Perez, seorang pensiunan jenderal berusia 64 tahun itu untuk berhenti.

Parlemen Guatemala menyatakan sepakat mencabut hak kekebalan hukum yang selama ini melindungi Presiden Otto Perez Molina. Dengan pencabutan hal itu, membuka jalan untuk menyelidiki skandal korupsi yang diduga melibatkan presiden yang memicu protes besar-besaran dalam beberapa bulan terakhir.

"Kerumunan di luar Kongres bersorak merayakan berita itu," demikian diberitakan BBC yang dikutip Liputan6.com, Rabu 2 September.

Kesepakatan tersebut dicapai setelah sebanyak 132 dari 158 anggota parlemen setuju mencabut hak imunitas presiden.

Pekan lalu, sejumlah jaksa mengatakan Perez Molina ialah tokoh intelektual di balik upaya penggelapan jutaan dolar dari bea cukai. Mereka menuding presiden dan sejumlah pejabat menerima jatah dari uang suap yang diberikan para pengusaha yang ingin menghindari pajak impor. (Tnt/Rie)