Liputan6.com, Damaskus - Jenazah bocah Suriah, Aylan Kurdi dan keluarganya yang meninggal dunia setelah kapal yang ditumpanginya tenggelam di pantai Turki telah dimakamkan di Kobane, Suriah.
Sang ayah, Abdullah Kurdi, terlibat langsung dalam proses pemakaman 2 anak dan istrinya di wilayah kota Kobane, Suriah, yang dikuasai oleh kelompok Kurdi.
"Saya tidak lagi mempunyai masa depan. Masa depan saya telah sirna," kata Abdullah Kurdi dengan agak terisak saay memberi sambutannya di pemakaman, seperti dikutip BBC, Minggu (6/9/2015).
Advertisement
Aylan Kurdi bocah 3 tahun, kakaknya Galip yang berusia 5 tahun serta ibunya Rehan meninggal dunia saat kapal yang ditumpangi para migran asal Suriah tenggelam di dekat Pulau Kos, Yunani.
Menurut petugas penjaga pantai Turki, sekelompok migran meninggalkan Turki melalui Semenanjung Bodrum menuju Pulau Kos di Yunani pada Rabu 2 September 2015 dini hari, namun tidak lama kemudian 2 perahu yang ditumpangi mereka karam.
12 jenazah, termasuk 5 anak-anak ditemukan petugas keamanan Turki.
Kemarahan internasional
Foto jasad Aylan Kurdi dalam kondisi meninggal dan tergeletak di pinggir pantai menjadi trending topic di seluruh dunia dan memicu kemarahan masyarakat internasional.
Kemarahan itu kemudian menjelma menjadi semacam desakan agar Uni Eropa melakukan tindakan darurat untuk menampung para migran.
Para pejabat Turki mengatakan, konvoi kendaraan yang membawa jenazah Aylan Kurdi dan keluarganya menyeberang ke kota Kobane, Suriah, di dekat perbatasan Turki.
Setelah insiden kematian Aylan beredar luas, polisi Turki menahan 4 tersangka penyelundup manusia yang diduga menyelundupkan keluarga Kurdi dan puluhan orang lainnya.
Kantor berita Turki, Dogan, menyebut keempat tersangka merupakan warga negara Suriah, berusia antara 30 sampai 41 tahun.
Ribuan orang pengungsi dan pendatang dari Timur Tengah dan Afrika tewas pada tahun ini setelah berusaha mencapai benua Eropa melalui jalur laut. (Ali/Nda)