Liputan6.com, Vatikan - Nasib para pencari suaka menarik perhatian Paus Fransiskus. Dalam pidatonya di depan ribuan orang di Biara St Peter, ia pun menyerukan seluruh komunitas agama apapun untuk membuka pintu rumah mereka bagi para keluarga yang mencari perlindungan itu.
Ia menekankan, bahwa kata-kata manis dan doa serta meminta mereka untuk bersabar tidaklah cukup. Butuh tindakan nyata untuk menolong mereka.
"Aku harap semua gereja, semua komunitas keagamaan, semua rumah ibadah di Eropa, membuka pintu untuk mereka," kata Paus Fransiskus seperti dikutip dari The Guardian, Senin (7/9/2015).
Advertisement
Permintaan ini ia serukan setelah ribuan pencari suaka tiba di Austria dan Jerman setelah perjalanan yang melelahkan dari Hungaria. Setelah berhari-hari mereka tertahan, akhirnya pemerintah Hungaria menerjukan 100 bus untuk mengantarkan pencari suaka ke Austria dan Jerman.
Komisi Uni Eropa berencana mengeluarkan proposal agar tiap anggota UE menerima porsi setara para pengunngsi itu. Menurut rancangan yang akan dikeluarkan dalam minggu ini, tiap negara UE diharapkan menerima setidaknya 160 ribu pencari suaka.
Di Jerman dan sebagian negara Eropa, ribuan pencari suaka tiba dan disambut oleh para relawan. Mereka memberi banyak sumbangan berupa baju dan makanan. Namun, Pemimimpin tertinggu umat Katolik itu menyerukan lebih dari sekedar itu.
"Ajaran agama mengajarkan kita untuk dekat dengan para tertindas dan terlantar. Jangan sampai tragedi kematian mereka ini terjadi lagi," ujar Paus lagi.
Ia juga menyerukan, khususnya umat Katolik menerima keluarga pencari suaka karena mereka akan menghadapi Tahun Yubelium  yang penuh pengampunan yang dimulai bulan Desember mendatang.
Fransiskus dan Vatikan sejauh ini juga telah membuka pintunya bagi dua keluarga pencari suaka.
Paus dari Argentina ini terkenal dengan pernyataan yang keras dan nyata mengenai pencari suaka.
Tahun 2013, jauh sebelum krisis pencari suaka terjadi, ribuan imigran tewas di perairan dari Libya ke Italia. Ia datang ke pulau Lampedusa, Italia mengunjungi para pencari suaka yang selamat. Saat itu, Paus Fransiskus mengkritik cara internasional memperlakukan pencari suaka dari Suriah dan negara-negara berkonflik lainnya.
Pada bulan Juni 2015, Paus Fransiskus mengkritik negara-negara yang menutup pintunya bagi pencari suaka. Kritikannya dilontarkan saat terjadi bentrokan antara polisi dan imigran di perbatasan Italia dan Prancis.
Namun, kritikan ini dibalas oleh kritikan --yang sangat jarang terjadi-- dari sebuah gereja sayap kanan di Italia yang dipimpin oleh Matteo Salvini. Dalam wawancaranya dengan radio lokal, Salvini bertanya secara sarkas ke Paus Fransiskus, berapa banyak pencari suaka yang tinggal di Vatikan. (Rie/Tnt)