Liputan6.com, New York - Jika Anda memiliki anggota kaki dan tangan yang tidak lengkap, Anda mungkin akan merasakan bagaimana akomodasi sehari-hari kurang terasa memadai, bahkan seringkali merasa diskriminasi. Itulah yang dirasakan oleh sebagian besar anak-anak.Â
Memang, teknologi tangan dan kaki prostetik sudah maju. Sayangnya, harganya masih mahal. Perusahaan asuransi pun tidak mampu menyediakannya bagi anak-anak yang tidak anggota tangan atau kaki tidak karena kecelakaan, penyakit atau genetik.
Namun dalam setiap masalah, selalu ada titik terang. Setelah menonton video di Youtube mengenai prostetik yang dibuat dengan teknologi cetak 3 dimensi, John Schull seorang profesor dari Rochester Institute of Technology, New York mendapat ide.
Advertisement
Berbekalkan satu komentar di kolom video tersebut, ia berhasil membangun satu komunitas online beranggotakan relawan dan penemu yang bersama-sama bekerja mencapai satu target: menyediakan prostetik yang bisa dibuat dengan printer 3 dimensi dengan gratis untuk anak-anak yang membutuhkan.
Disain dan warnanyapun bervariasi karena mereka membuat untuk anak-anak. Ada yang pink, ada yang biru seperti jagoan Kapten Amerika, hijau hitam seperti pahlawan Hulk hingga hitam abu-abu seperti robot luar angkasa. Ada pula yang berwarna merah dan oranye, mirip tangan super hero Iron Man kesukaan anak-anak.Â
Ethan Brown, bocah berusia 8 tahun yang lahir dengan 3 jari untuk tangan kirinya mengatakan ia sangat bahagia dengan tangan palsu super hero ini. Ia memilih disain Cyborg Beast untuk melakukan kegiatannya sehari-hari.Â
"Lebih keren saat dipakai daripada di foto. Aku suka sekali," kata Brown kepada New York Times.Â
Bahkan ada yang mirip dengan tangan wolferine, lengkap dengan cakarnya.
Schull mewujudkan komunitas ini menjadi jaringan global bernama e-NABLE. Jaringan ini beranggotakan sukarelawan berjumlah hampir 6.000 orang.
Hingga kini, e-NABLE Â mencetak lebih dari 1.500 alat untuk 50 negara, dan komunitas inipun makin bertumbuh dan berkembang.
Prostetik dengan sendi di pergelangan dan siku bisa dibanderol dengan harga $30 sampai $50 (Rp 428,7 ribu -714,5 ribu) per barang dan membutuhkan sampai 3 hari untuk mencetak dan menyusunnya. Bandingkan dengan prostetik medis yang bisa mencapai $100.000 (Rp 1,42 milyar).
Saat ini jaringan e-NABLE Â membuat alat itu di lebih banyak negara, dan mencetak tangan buatan dengan warna kulit berbeda dan mengembangkannya dengan variasi material yang membuatnya semakin mirip dengan tangan manusia.
"Saya percaya kita sudah membuktikan bahwa ada ratusan, bahkan ribuan relawaan kemanusiaan siap mengulurkan tangan untuk kebaikan dunia,"ungkap Schull dikutip TIME.
Kenyataannya, selalu ada penerima tangan prostetik dari e-NABLE yang meneruskan kebaikan. Stephen Davies, salah satu relawan sekaligus disainer, awalnya merupakan penerima sekaligus pemakai disain awal e-NABLE. Kini ia menjadi relawan untuk Isabella, seorang gadis 8 tahun asal Inggris. (Ikr/Rie)
Â