Liputan6.com, Liguria Semua orang ingin jadi pemenang, sehingga segala cara dilakukan. Namun, tak semua cara itu jujur, seperti yang dilakukan oleh pemain catur satu ini.Â
Awalnya, penonton terpesona oleh kejeniusan Arcangelo Ricciardi. Pria dari Itali ini memasuki kancah Festival Catur Internasional Imperia dengan ranking 51.366 langsung melejit ke peringkat delapan dan nyaris masuk ke ronde terakhir.
Namun, 'kejeniusannya' terbongkar, berkat kecurigaan Jean Coqueraut, wasit turnamen yang diadakan di Liguria, utara Itali ini. Ia mulai berpikir bahwa ada yang salah dengan kompetisi ini.
Advertisement
"Dalam catur, penampilan seperti itu sangat tidak mungkin," kata Coqueraut kepada harian lokal La Stampa seperti dikutip Sidney Morning Herald, Selasa (8/9/2015).
"Aku pikir ia tidak sejenius itu. Aku tahu ia curang."
"Aku tatap dia terus menerus selama permainan. Ia selalu duduk tidak pernah berdiri. Sangat aneh. Saat itu aku berbicara berjam-jam tentang permainan ini. Tapi yang paling membuat aku curiga, dia melipat tangannya dengan ibu jari di bawah ketiaknya. Tidak pernah sekalipun ia lepaskan," ucap Coqueraut.
"Ia juga mengedipkan matanya dengan tidak alami," katanya lagi.
"Lalu aku mengerti, ia memberikan sinyal Sandi Morse," terang Coqueraut.
Juri segera meminta Ricciardi mengosongkan kantongnya, namun kosong. Saat diminta membuka bajunya, ia menolak.
Penyelanggara lalu meminta pemain catur berusia 37 tahun ini untuk melewati detektor metal. Ternyata mereka menemukan liontin berupa kamera yang tergantung di lehernya di bawah kaosnya. Juga kabel yang meliliti tubuhnya dan tersambung dengan boks sebesar 4cm di bawah ketiaknya.
Ricciardi masih ngotot bahwa itu adalah jimat keberuntungan.
Diperkirakan kamera itu berguna untuk mengirimkan permainan catur secara real time kepada kaki tangannya atau komputer, yang kemudian menyarankan Ricciardi untuk bergerak melalui serangkaian sinyal yang diterima di dalam kotak di bawah lengannya.
Ricciardi, kata Coqueraut, terus menerus minum air putih dari gelas dan mengusap wajahnya dengan saputangan untuk menyembunyikan liontin di lehernya.
Federasi Catur Dunia dan Federasi Catur Italia segera membuka penyelidikan atas kasus ini. Mereka juga mengevaluasi apakah akan memberi denda kepada atlet yang curang.
Pada bulan April, Gaioz Nigalidze, Grandmaster dari Georgia diusir dari Dubai Terbuka setelah ditangkap berpura-pura menjadi putus asa pergi ke toilet sehingga ia bisa menggunakan ponsel untuk berbuat curang. Telepon genggamnya memiliki teknologi yang merekam permainannya untuk dianalisis oleh aplikasi olahraga catur. (Rie)