Liputan6.com, West Yorkshire - Banyak cara untuk menarik perhatian orang menghadiri acara amal. Di antaranya, mengadakan aksi menegangkan mengubur dirinya hidup-hidup. Tak peduli risiko kematian yang ada di depan mata.Â
Kejadian ini menimpa seorang  ahli meloloskan diri atau escapologist. Dalam aksi ini, ia  hampir mati tercekik kekurangan udara ketika dikubur hidup-hidup dalam keadaan tangan diborgol sedalam 1.8 meter. Aksinya ini bagian dari penampilannya di sebuah ajang amal di West Yorkshire, Inggris.
Antony Britton, berharap ia dapat menyaingi Harry Houdini, legendaris escapologist yang bisa meloloskan dirinya dari borgol terkubur di tanah tanpa bantuan siapapun.
Advertisement
Tapi timnya terpaksa menggali dia keluar dan menariknya ke permukaan dalam keadaan tidak sadar. Mereka memutuskan itu setelah ia gagal untuk muncul dalam sembilan menit.
Beberapa di antara penonton di Slaithwaite Spa-- tempat acara diselenggarakan, Â menangis. Mereka membantu membersihkan tanah dari mulut Britton dan tenggorokan sebelum paramedis memberikan oksigen.
Britton akhirnya sadar setelah beberapa menit, dan ia akan berpikir sangat hati-hati sebelum melakukan tantangan lain.
"Yang aku ingat adalah, secara harfiah hidup terlintas di depan mata Anda. Benar-benar. Dan kemudian aku pingsan." kata Britton kepada Guardian, Selasa 8 September 2015.
"Ini sungguh aneh, karena aku mendengar suara-suara keluarga berbicara denganku. Tepat sebelum aku pingsan aku bisa melihat kedua kakekku berbicara seolah-olah aku masih kecil. Ini cukup emosional ketika aku berpikir kembali apa yang telah kulalui," ujar pria yang baru pulih dari retak tulang rusuk.
"Lalu aku hanya pingsan dan hal berikutnya yang aku ingat mereka menggali dan menyeretku keluar."
Detik-detik menjelang ajal.
Aksi itu adalah acara klimaks dari Festival Dikubur Hidup-hidup, diselenggarakan oleh Escape For Life, lembaga non-profit para escapologist yang dimulai oleh Britton dan teman-temannya untuk mengumpulkan dana amal untuk masyarakat.
Britton berusaha untuk melakukan versi klasik meloloskan diri, di mana artis melepas diri diborgol dan terkubur di 1.8 meter di tanah tanpa peti. Tugasnya adalah untuk membebaskan diri dari borgol. Namun, ada yang salah.
"Tanah itu mendarat di atasku dan sekitar sisiku. Hal itu membuat sekitar tubuhku dipadati tanah," ujarnya.
"Aku mencoba mencari celah udara. Aku ingat menghembuskan napas. Namun karena padatnya tanah, menyusahkan paru-paruku untuk menghirup udara."
"Awalnya tak ada masalah, tapi aku ingat lenganku terjebak dan tak bisa bergerak. Saat itulah aku mulai hilang kesadaran," kata Britton menceritakan detik-detik kecelakan itu.
"Pada saat itu semua pikiran pergi melalui kepalaku. Yang aku ingat, terserah bagaimana timku menyelamatkan hidupku." kenangnya pasrah.
Tak ada tanda-tanda kehidupan dan suara nafas, para asisten segera mengambil tindakan. Mereka menggunakan penggali mekanik dan dengan tangan kosong untuk mengeluarkan Britton dari dalam tanah.
"Operator penggali benar-benar begitu terampil," kata Britton. "
Britton diyakini adalah orang ketiga dalam 100 tahun untuk mencoba meloloskan diri dari kubur. Pada tahun 1915, Houdini hanya bisa mengeluarkan tangannya, sehingga asistennya terpaksa menggali untuk menyelamatkan dirinya.
Dua puluh lima tahun kemudian, pada tahun 1940, seorang pesulap Inggris, Alan Alan, berusaha melakukan tantangan yang sama, namun dia juga harus diselamatkan.
Pada tahun 1992 pesulap Amerika 32 tahun, Joe Burrus, meninggal dalam aksi yang divariasi olehnya. Â Ia mati ketika peti mati tempat ia melakukan aksinya tidak mampu menahan berat tanah dan beton yang dituang asistennya atas perintah dirinya. (Rie)
Â