Liputan6.com, Baghdad - Terobosan besar yang layak mendapatkan pujian dunia diberikan kepada Perdana Menteri baru Irak Haydar Al-Abadi. Demi melindungi kaum minoritas terutama Umat Nasrani Orang Nomor Satu di Pemerintahan Irak itu membuat kelompok kerja (Pokja) khusus.
Nantinya kelompok tersebut akan memonitor serta mengambil tindakan demi memproteksi umat Kristen Irak dari berbagai macam ancaman. Seperti penyiksaan, penculikan dan bahkan pembunuhan.
Baca Juga
Dibentuknya Pokja itu merupakan perwujudan dari permintaan sejumlah anggota parlemen Nasrani Irak. Mereka mendesak agar pemerintahan turun tangan karena sejak kelompok ISIS mengacau keamanan Irak, tingkat kekerasan terhadap kaum minoritas ini juga semakin meningkat.
Advertisement
Menurut data dari Lembaga Swadaya Masyarakat Baghdad Beituna (Baghdad Rumah Kita), 70 persen rumah umat Nasrani dirampas secara paksa. Tidak hanya itu, di bagian di mana ISIS berkuasa, pembunuhan atas kaum minoritas ini kerap terjadi.
Seperti sudah diperkirakan langkah dari PM Irak itu segera menuai pujian. Apresiasi tersebut salah satunya dari politisi senior Partai Republik Amerika Serikat Frank Wolf.
"Memang (berjalannya perlindungan terhadap umat Nasrani) tergantung siapa yang ada di dalam komite, tapi ini merupakan langkah yang sangat baik," ucap Wolf, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (10/9/2015).
Wolf menambahkan, saat ini ia sudah menuliskan surat kepada Jaksa Agung AS Lorretta Lynch untuk membawa ISIS ke meja hijau. Sebab, kelompok teror itu telah melakukan pembantaian kepada kaum minoritas seperti Kristen, Yazidis dan Muslim Syiah di Irak.
Kaum Kristen Irak merupakan salah satu populasi umat Nasrani tertua di dunia. Di 2003 tercatat ada 1,5 juta atau enam persen pengikut Kristen di Irak.
Namun, pada 2013 angka itu merosot tajam. Akibat tindakan kekerasan yang dilakukan kepada kaum Nasrani, umat Kristen Irak kurang lebih hanya tinggal 200 ribu jiwa. (Rie)