Liputan6.com, Mekah - Pemerintah Arab Saudi mulai menggelar investigasi atas insiden crane jatuh di atap Masjidil Haram di Kota Mekah, Arab Saudi. Insiden itu menelan korban jiwa 107 orang, beberapa di antaranya warga negara Indonesia.
Investigasi itu dilakukan menyusul perintah Gubernur wilayah Mekah, Pangeran Khalid al-Faisal, sesaat setelah crane jatuh dan menimpa Masjidil Haram, pada Jumat 11 September.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Jenderal Otoritas Pertahanan Sipil Arab Saudi, Letnan Sulayman Bin-Abdullah al-Amr, mengatakan angin kencang berkecepatan 83 km/jam dan hujan deras merupakan penyebab insiden.
Advertisement
Irfan Al-Alawi dari Islamic Heritage Research Foundation yang berbasis di Mekah, mengatakan Pemerintah Arab Saudi seharusnya memikirkan keselamatan warga dan calon haji mengingat terdapat 15 crane berukuran besar di sekeliling Masjidil Haram.
"Seluruh kawasan (masjid) seperti area konstruksi. Arab Saudi harus memikirkan ulang strategi keselamatan dan kesehatan lantaran ada 800.000 orang di kawasan masjid saat insiden berlangsung," kata Al-Alawi seperti dikutip dari BBC, Sabtu (12/9/2015).
Al-Alawi adalah salah seorang cendekiawan yang lantang mengkritik pembangunan di sekitar kawasan Masjidil Haram. Menurut dia, pembangunan itu menghancurkan jejak-jejak nyata semasa Nabi Muhammad hidup.
Konstruksi tersebut memperluas area di sekitar Masjidil Haram hingga 400.000 meter per segi agar bisa menampung 2,2 juta orang sekaligus.
2 Tim Investigasi
Penasihat Penjaga 2 Masjid Suci dan Gubernur Provinsi Mekah, Pangeran Khaled Al-Faisal sejauh ini sudah mengarahkan mendirikan dua tim untuk menyelidiki tragedi Mekah.
"Kedua tim akan menyelidiki penyebab crane jatuh dan memberikan laporan dengan cepat," kata Direktur umum media dan hubungan masyarakat Sultan Al-Dosary di kantor gubernur, seperti dikutip dari Saudi Gazette.Â
"Gubernur telah menindaklanjuti tragedi dan menghubungi pihak berwenang. Dia telah mengeluarkan perintah untuk menyediakan pengobatan terbaik dan membantu seluruh korban yang menderita luka-luka," tutur Al-Dosary.
Direktur Jenderal Departemen Haji dan Umrah Otoritas Bulan Sabit Merah, Dr Khaled Al-Habshi mengatakan, sejauh ini tim darurat sudah menyiagakan 68 ambulans. Unit tersebut sengaja disediakan untuk operasi penyelamatan dan membawa korban ke rumah sakit.
Tim medis juga memberikan pertolongan pertama kepada jemaah haji yang terluka.
"Tim darurat pertama kami mencapai lokasi beberapa menit setelah terjadi kecelakaan pukul 17.19, dan mereka langsung mengirim 49 orang terluka ke rumah sakit," ucap Al-Habshi seraya menambahkan kemudian tim dari berbagai penjuru Mekah dan Jeddah berdatangan untuk memberikan bantuan. (Tnt/Sun)