Sukses

Perdana Menteri dan Kabinet Mesir Mengundurkan Diri

Pengajuan tersebut pun diterima oleh Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi.

Liputan6.com, Kairo - Perdana Menteri Mesir Ibrahim Mahlab beserta seluruh jajaran kabinetnya mengundurkan diri pada Sabtu 12 September 2015, hanya beberapa hari setelah menteri pertanian ditangkap karena kasus korupsi. Pengajuan tersebut pun diterima oleh Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi.

"Perdana menteri telah menyerahkan surat pengunduran diri kepada presiden yang kemudian menerimanya," tulis pernyataan resmi Kantor Kepresidenan Mesir yang dikutip alarabiya.net, Minggu (13/9/2015).

Presiden Abdul Fattah al-Sisi telah meminta Mahlab untuk menjadi perdana menteri sementara sampai pemerintahan baru terbentuk.

Pengumaman pengunduran diri Perdana Menteri Mahlab itu itu muncul menjelang pemilihan umum legislatif secara bertahap dari 17 Oktober sampai 2 Desember 2015.

Pemungutan suara itu sebelumnya dijadwalkan digelar pada awal 2014, namun terpaksa ditunda karena persoalan hukum akibat tudingan dari sejumlah kelompok hak asasi manusia terkait kebijakan represif Al-Sisi selama masa penangkapan kelompok oposisi.

Senin lalu, kantor perdana menteri mengumumkan bahwa Menteri Pertanian Salah Helal telah ditangkap setelah didesak untuk mengundurkan diri atas perintah Al-Sisi terkait kasus korupsi yang melibatkan dirinya.

Helal dan kepala stafnya diduga telah "meminta dan menerima" suap dari seorang pengusaha melalui seorang penghubung. Tujuan dari suap itu adalah untuk melegalkan pembelian properti dari negara.

Pemerintahan Perdana Menteri Mehlab beserta 31 menteri diambil sumpahnya pada Maret 2014. Salah satu tugas mereka adalah menggelar pemilihan umum presiden yang dimenangi Sisi pada Mei tahun lalu.

Kemenangan Sisi dalam pemilu terjadi hampir satu tahun setelah dia menggulingkan presiden sebelumnya Mohamed Moursi pada Juli 2013.

Dengan demikian pemilu legislatif baru akan digelar lebih dari 2 tahun setelah Sisi menggulingkan Moursi. (Ali/Yus)