Liputan6.com, Pyongyang- Korea Utara mengumumkan bahwa negaranya telah berhasil mengubah dan siap menyalakan semua reaktor bahan bakar bom atom. Korut juga memperingatkan bahwa pihaknya siap "setiap saat" untuk menggunakan senjata nuklir tersebut untuk 'melawan AS dan negara-negara lain yang bermusuhan'.
Pengumuman ini akan memperburuk hubungan antara Pyongyang dan seluruh dunia. Namun, langkah ini justru dipandang sebagai upaya Korut untuk menekan Washington agar memulai lagi pembicaraan untuk melonggarkan konsesi dan sanksi rezim negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un ini.
Dalam pengumuman yang disiarkan melalui media pemerintah, pada Selasa (15/9/2015) Utara mengklaim bahwa plutonium dan uranium di fasilitas kompleks bom nuklir Yongbyon telah 'diatur ulang, diubah atau telah disesuaikan'. Bom nuklir siap kapan saja beroperasi," seperti dikutip dari The Guardian. Baca:Â Korut Aktifkan Reaktor Nuklir? Rusia: Itu Bisa Jadi Bencana
Advertisement
Klaim ini datang setelah sebelumnya Korea Utara mengancam akan melancarkan "satelit" yang percaya sebagai uji coba rudal jarak jauh.
Rencana peluncuran rudal diluncurkan bertepatan dengan perayaan untuk menandai ulang tahun ke-70 berdirinya Partai Buruh yang berkuasa pada 10 Oktober.
Korea Utara menegaskan peluncuran roket adalah untuk menempatkan satelit ke orbit, tetapi AS, Jepang dan negara-negara lain menganggap itu adalah akal-akalan saja karena yang akan dilakukan Korut adalah mengetes rudal balistik, yang dilarang oleh Dewan Keamanan PBB.
Ketakutan AS adalah bahwa Korea Utara bergerak lebih dekat untuk dapat menggabungkan senjata nuklir dengan sistem pengiriman rudal. Hal ini akan membuat ancaman serius karena target jangkauan misilnya ditakutkan akan mencapai AS.
Tahun lalu, seorang jenderal senior AS mengklaim bahwa Korea Utara telah memiliki keahlian untuk membangun hulu ledak nuklir yang dapat dipasang pada rudal balistik.
"Korea Utara siap sepenuhnya untuk menghadapi permusuhan AS dengan senjata nuklir setiap saat," kata Direktur lembaga energi atom Korea Utara kepada kantor berita resmi KCNA.
Dia mengatakan bahwa semua fasilitas di kompleks Yongbyon, termasuk reaktor lima megawatt, telah kembali beroperasi normal.
Meskipun seringkali sulit untuk memverifikasi klaim Korea Utara tentang program nuklirnya, namun gambar satelit yang diambil dalam beberapa tahun terakhir mengambarkan kesiapan dari reaktor Yongbyon. Para ahli militer melaporkan tanda-tanda terlihat adanya pengayaan uranium di kompleks tersebut.
Para ahli mengatakan bahwa ketika beroperasi penuh, reaktor mampu menghasilkan sekitar 6kg plutonium setahun, atau cukup untuk satu bom nuklir.
Korea Utara menutup reaktor Yongbyon pada 2007 sebagai bagian dari kesepakatan bantuan, tapi Februari 2013 mereka mengadakan tes senjata nuklir.
Direktur Energi lembaga atom mengatakan satelit yang direncanakan untuk diluncurkan adalah "pembangunan ruang angkasa yang bertujuan damai adalah hak sah negara berdaulat ... dan orang-orang (Korea Utara) sepenuhnya bertekad untuk menggunakan hak ini tidak peduli apa yang orang lain mungkin mengatakan tentang hal itu . "
Dunia, katanya, akan "jelas melihat serangkaian satelit melonjak ke langit pada waktu dan lokasi yang ditentukan."
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa penembakan rudal jarak jauh dianggap suat pelanggaran "serius" dari resolusi PBB, tetapi mereka menambahkan tidak terdeteksi tanda-tanda yang menunjukkan Korea Utara sedang mempersiapkan peluncuran tersebut. (Rie/Ein)