Liputan6.com, Florida - Demi cinta, seorang pria bisa berbuat sesuatu yang terkadang sangat tidak masuk di akal. Mungkin itu yang dialami Carl Tanzler.
Pada awal abad ke-20, pria Carl pindah dari Jerman ke Zephyrillis negara bagian Florida, Amerika Serikat bersama istri dan kedua putrinya. Namun mereka berpisah tak lama kemudian.
Baca Juga
Ia kemudian pindah ke Key West, di tempat barunya ia dipekerjakan sebagai teknisi sinar-X di Rumah Sakit Marinir AS. Ia pun mengubah namanya menjadi, Carl von Cosel.
Advertisement
Menurut Huffington Post, hidupnya tiba-tiba berubah suatu hari pada tahun 1930. Carl bertemu seorang pasien bernama Maria Elena Milagro de Hoyos-- yang dirawat karena menderita tuberkulosis.
Sewaktu kecil di Jerman, Carl mengatakan pernah mendapatkan penglihatan seorang wanita yang memiliki kecantikan eksotis-- pengamatan itu kemudian dianggap sebagai cinta sejatinya oleh seorang leluhur.
Terpesona oleh seorang pasien yang berusia 21 tahun itu, Carl merasa bahwa wanita keturunan Kuba-Amerika ini adalah perwujudan cinta sejatinya. Meskipun pada saat sudah berusia 50 tahun.
Cinta buta
Tanpa pendidikan kedokteran dan dengan kemampuan medis terbatas, ia membawa perangkat sinar X ke rumah sang pasien, lengkap dengan sejumlah obat, perhiasan dan pakaian sebagai tanda cintanya.
Namun wanita muda itu kalah melawan penyakitnya dan meninggal pada 25 Oktober 1931. Dengan persetujuan keluarga pasien, Carl Tanzler menanggung semua biaya pemakaman dan bahkan membangun sebuah makam di TPU Key West.
Selama hampir 1,5 tahun Carl menghabiskan malamnya mengunjungi makam Elena. Sampai pada saatnya ia merasakan suatu keanehan. Ia mengklaim mendengar arwah Elena bernyanyi kepadanya dalam bahasa Spanyol dalam salah satu kunjungannya dan meminta Carl untuk membawanya pergi.
Advertisement
Membawa kabur mayat
Pada April 1933, pria itu diam-diam membawa pergi jasad Elena ke rumahnya dan memutuskan untuk mengawetkan jasadnya dengan cara apapun.
Tulang belulangnya disambung menggunakan gantungan pakaian dan kawat. Menempatkan bola mata yang terbuat dari kaca ke dalam kantung mata-- dan mengganti daging yang membusuk dengan kain sutra yang direndam lilin dan plester serta formalin untuk melambankan pembusukan lanjutan.
Carl mengisi bagian dengan potongan-potongan kain perca mendapatkan tubuh manusia seutuhnya. Ia kemudian memasang rambut palsu, perhiasan, pakaian, dan pernak-pernik-- dan parfum untuk menyamarkan aroma busuk jasad Elena.
Carl Tanzler kemudian menemani jasad itu selama berhari-hari, bahkan berdansa dengannya. Ia di duga juga mempraktekkan nekrofilia, yakni bersetubuh dengan jasad-- dengan memasukan corong kertas pada pembukaan kelamin wanita itu.
Tertangkap basah
Selama tujuh tahun, pada akhirnya kisah itu sampai pada telinga keluarga Elena. Kakak perempuan wanita itu pun mendatangi Carl-- dan dikejutkan dengan penemuan saudaranya yang sudah diubah menjadi mumi di kediamannya.
Setelah melapor kepada pihak kepolisian, petugas menahan Carl Tanzler atas perampokan makam. Selain itu, Ia diwajibkan menjalani tes kejiwaan dan mental sebagai tolak ukur kemampuannya untuk mengikuti persidangan.
Menurut sejumlah laporan, Carl berencana untuk menerbangkan jasad Elena dalam peti menggunakan pesawat udara, “hingga ketinggian stratosfer agar radiasi luar angkasa dapat menembus tubuh Elena dan mengembalikan nyawanya.”
Dalam pengadilan awal, pria itu lolos dari jerat hukum karena batasan undang-undang secara tertulis sudah lewat jangka waktunya.
Advertisement
Jadi barang pameran
Jasad kemudian diperiksa oleh ahli patologi dan dokter dan karena kondisi jasad yang unik, Elena dipajang untuk di rumah duka Dean-Lopez. Lebih dari 6.000 orang datang untuk meilhat jasad wanita keturunan Kuba-Amerika yang sudah berubah seperti lilin itu.
Kasus ini menarik perhatian media, dari paparazi hingga surat kabar, diantarnta Key West Citizen dan Miami Herlad. Semua itu membuat warga merasa kasihan kepada Carl dan menganggapnya sebagai orang yang telah jatuh cinta daripada seorang manusia yang mengerikan.
Setelah menjadi tontonan publik, jasad Elena pada akhirnya dikembalikan ke TPU Key West dalam sebuah makam tanpa tanda di mana dia bisa beristirahat dengan tenang.
Akhir dari kisah cinta
Pada tahun 1944 Carl Tanzler kemudian pindah ke Pasco County, sebuah wilayah di sekitar Florida. Ia kemudian menulis otobiografinya yang diterbitkan oleh Fantastic Adventures.
Meski sudah terpisah, istri sahnya dikabarkan tetap memberikan dukungan terhadap suaminya hingga akhir hayat. Tak hanya itu, Carl Tanzler kemudian mendapatkan kewarganegaraan Amerika pada saat itu.
Namun cintanya kepada Elena tak akan pernah padam. Pria itu menciptakan topeng wajah wanita yang dicintainya, yang sekaligus menjadi bagian dari patung wanita pujaannya. Carl Tanzler meninggal pada tahun 1952.
Jasadnya ditemukan tergeletak di lantai satu bulan setelah kematiannya. Jasad Carl Tanzler ditemukan sedang ‘dirangkul’ oleh lengan patung wanita pujaannya. (Alx/Rcy)
Advertisement