Liputan6.com, Amman - Tepat di tanggal ini pada 1970, peristiwa besar terjadi di dataran Timur Tengah. Militer Yordania melancarkan serangan besar ke gerilyawan Palestina yang berada di negaranya.
Seperti dimuat laman histori, BBC on This Day, serangan itu mengakibatkan selama sepekan penuh baku tembak secara sporadis terjadi di antara kedua belah pihak.
Peperangan secara sadis ini dimulai ketika Raja Hussein dari Yordania menginstruksikan sejumlah tank masuk ke Ibukota, Amman. Hal tersebut diambil demi membalas tembakan mortir dari gerilyawan Palestina.
Tank tersebut ternyata tidak hanya dipakai untuk bertahan. Gerilyawan Palestina yang berada di Amman dan beberapa kota yang dengan Ibukota itu turut dihujani artileri dan roket dari tank militer Yordania.
Tidak cuma baku tembak , saling klaim juga berlangsung di sela-sela situasi 'panas ini'. Militer Yordania menyatakan mereka telah menang atas gerilyawan Palestina dan menguasai sepertiga Amman.
Namun, pernyataan itu disangkal Palestina. Mereka malah balik mengklaim kemenangan dan menyebut telah mengontrol seluruh Amman yang di dalamnya terdapat 70% warga Palestina.
Karena klaim dari Palestina ini, Raja Hussein semakin hilang kesabaran. Dia pun memerintahkan tentaranya menyerang markas Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang saat itu dibangun di negaranya.
Baca Juga
Pembangunan Markas PLO di Yordania lantaran kekalahan negara tersebut dari Israel pada 1967, sehingga mereka kehilangan Sungai Yordan dan Tepi Barat. Alhasil, jutaan warga Palestina memilih mengungsi ke Yordania dan melanjutkan gerilya serta perjuangan dari Yordania.
Advertisement
Namun di Yordania, gerilyawan Palestina malah berjuang dengan cara yang semakin sadis. Dan, bahkan sampai melukai beberapa warga asli Yordania.
Tak sampai di situ saja, gerilyawan Palestina turut melancarkan beberapa aksi pembajakan pesawat di atas udara Yordania. Ulah mereka itulah yang membuat Raja Hussein naik pitam.
"(Pembajakan oleh PLO) Ini membuat malu dunia arab," ucap Raja Hussein dalam wawancara dengan surat kabar Prancis Le Figaro, seperti dikutip dari BBC, Kamis (16/9/2015).
"Hari demi hari sedikit demi sedikit Yordania semakin tenggelam. Harus ada perang atau perdamaian," ujar dia.
Raja Yordania turut menegaskan, gerilyawan Palestina harus menghentikan aksinya dan menghormati perdamaian. Jika tidak, maka ada konsekuensi mahal yang harus dibayar PLO.
Selain peristiwa ini, di tanggal yang sama pada 1973, Vanessa Williams resmi memenangi kontes ratu kecantikan Amerika Serikat. Kemenangan Williams begitu bersejarah. Sebab, dia merupakan wanita Afro-Amerka pertama yang memenangi gelar itu.
Tak cuma di luar negeri, di Indonesia pada 17 September 1945, Palang Merah Indonesia resmi didirikan. Mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta merupakan Ketua PMI pertama. (Ger/Ans)