Liputan6.com, Jakarta - Dubes Australia untuk Indonesia Paul Grigson berkunjung ke kantor redaksi Liputan6.com di SCTV Tower. Ia menjawab banyak pertanyaan yang diajukan. Salah satunya tentang Perdana Menteri yang baru, Malcolm Turnbull dan masa depan hubungan 2 bangsa di bawah kepemimpinan baru di Negeri Kanguru.
Menurut Dubes Grigson, terpilihnya Turnbull sebagai orang nomor satu dalam pemerintahan Australia justru bisa semakin mempererat hubungan antar negara yang telah lama terjalin.
"PM baru (Malcolm Turnbull) sangat tertarik untuk menjalin hubungan yang kuat dengan Indonesia," tutur Dubes Grigson dalam wawancara dengan Liputan6.com, Kamis (17/9/2015).
Advertisement
Sebaliknya, pihak Indonesia berkomitmen akan terus bekerja sama dan membina persahabatan secara erat dengan Australia.
"Sebagai negara tetangga serta sahabat, Indonesia selalu siap bekerja sama dengan pemerintah baru Australia," ucap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir, Selasa 15 September 2015.
"Hal ini karena Indonesia ingin memperkuat kerja sama yang didasari atas dasar saling menghargai dan keuntungan bersama," imbuh dia.
Hubungan Indonesia dan Australia sempat menghadapi batu sandungan pada masa kepemimpinan Perdana Menteri Tony Abbot, di antaranya: isu penyadapan terhadap sejumlah pejabat RI, eksekusi Bali Nine, dan persoalan pencari suaka.
Malcolm Turnbull menggantikan Tony Abbot setelah menang dalam pemungutan suara internal di Partai Liberal Senin malam 14 September 2015 di Gedung Parlemen, Canberra. Dengan selisih 10 suara. Turnbull mendapat 55 suara, sementara Abbott hanya 44.
Turnbull berhasil menyelesaikan kuliah hukumnya di Universitas Sydney, bekerja sebagai wartawan di media bergengsi Channel 9, dan berhasil mendapatkan Beasiswa Rhodes di Oxford untuk mempelajari hukum.
Sama seperti PM baru Australia, Dubes Grigson juga pernah jadi wartawan. (Tnt/Ein)